Incar AUM Rp 150 T, INA Juga Mau Investasi Sektor Kesehatan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 January 2022 14:46
Ridha Wirakusumah ((Dirut PT Bank Permata Tbk/BNLI) sebagai CEO SWF (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Ridha Wirakusumah ((Dirut PT Bank Permata Tbk/BNLI) sebagai CEO SWF (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana kekayaan abadi atau sovereign wealth fund (SWF) Tanah Air yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) menargetkan untuk bisa mengantongi dana kelolaan (asset under management/AUM) hingga Rp 150 triliun di tahun ini. Angka tersebut naik dua kali lipat dari akhir 2020 yang sekitar Rp 80 triliun.

CEO INA Ridha Wirakusumah mengatakan kenaikan AUM ini merupakan dukungan dari banyak pihak, tak terkecuali investor yang menanamkan modalnya di Indonesia melalui INA.

"INA sudah memberikan penawaran Rp 55 triliun tahun lalu, AUM sudah naik sekitar Rp 75 triliun, hampir Rp 80 triliun. Sampai akhir tahun 2022 ini kita harapkan AUM bisa double sampai Rp 150 triliun," kata Ridha dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Senin (24/1/2022).

Dia menjelaskan, perkembangan INA juga bergantung pada komitmen dari calon investor untuk berinvestasi di Indonesia melalui INA. Hingga saat ini setidaknya komitmen yang sudah berhasil digalang oleh dana abadi ini mencapai Rp 300 triliun.

Dana ini nantinya yang akan ditempatkan dalam instrumen-instrumen investasi yang dipiih berdasarkan investment thesis yang sudah ditentukan.

Pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia juga bergantung kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan target investasinya.

Untuk tahun ini, kata dia, INA akan menyasar investasi di sektor-sektor seperti infrastruktur jalan tol, pelabuhan, dan bandara. Selain itu juga di bidang infrastruktur digital sudah dimulai di PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan akan dilanjutkan di perusahaan sejenis lainnya.

Di luar sektor infrastruktur, INA menyasar sektor digital commerce, kesehatan dengan melirik untuk berinvestasi di rumah sakit dan farmasi. Lalu sektor pengolahan limbah dan green invesment.

"Lalu itu tourism. Itu sektor yang sedang kita lirik untuk tahun 2022 ini," tandasnya.


(mon)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Remunerasi Pejabat Rp 72 M, Intip Kinerja INA SWF Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular