IHSG Anjlok 1%, Saham-Saham Ini Jadi Biang Kerok!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
24 January 2022 14:13
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot hingga 1%, sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) turut turun lantaran ramai-ramai dilego oleh investor.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 13.53 WIB, IHSG ambles 1,09% ke posisi 6.652,82, dengan nilai transaksi Rp 6,74 triliun dan volume perdagangan 14,15 miliar saham.

Investor asing mencatatkan jual bersih Rp 44,83 miliar di pasar reguler dan jual bersih Rp 20,81 miliar di pasar negosiasi & pasar tunai.

Berikut saham-saham big cap yang menjadi pemberat (laggard) laju IHSG hingga siang ini.

  1. Elang Mahkota Teknologi (EMTK), turun -3,79%, ke Rp 1.905/saham

  2. Bank Negara Indonesia (BBNI), -1,74%, ke Rp 7.050/saham

  3. Unilever Indonesia (UNVR), -1,69%, ke Rp 4.080/saham

  4. Bank Jago (ARTO), -1,58%, ke Rp 18.700/saham

  5. Bank Central Asia (BBCA), -1,57%, ke Rp 7.825/saham

  6. Astra International (ASII), -1,34%, ke Rp 5.525/saham

  7. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), -1,20%, ke Rp 4.120/saham

  8. Telkom Indonesia (TLKM), -1,15%, ke Rp 4.280/saham

  9. Bank Mandiri (BMRI), -1,03%, ke Rp 7.225/saham

Menurut data di atas, saham emiten teknologi Grup Emtek EMTK menjadi yang paling melemah, yakni mencapai 3,79%, kendati asing melakukan beli bersih Rp 6,65 miliar.

Investor tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung setelah pada Jumat pekan lalu (21/1), saham ini melejit 6,17%.

Saham bank pelat merah BBNI juga turun 1,74% ke Rp 7.050/saham, menghentikan reli kenaikan 3 hari beruntun pada pekan lalu.

Saham emiten consumer goods UNVR dan emiten perbankan ARTO juga masing-masing turun 1,69% dan 1,58% hingga siang ini.

Dari global, tiga indeks saham Wall Street kembali anjlok signifikan pada perdagangan terakhir pekan lalu. Indeks Dow Jones drop 1,30%, kemudian indeks S&P 500 drop 1,89%. Paling parah Nasdaq Composite yang terjungkal dengan koreksi 2,72%.

Koreksi tajam harga saham AS yang menjadi kiblat pasar keuangan global tentu saja menjadi sentimen negatif bagi aset berisiko seperti saham di kawasan Asia pada hari ini, Senin (24/1/2022).

Di awal pekan ini, bank sentral AS (The Fed) juga akan menggelar rapat komite pengambil kebijakan (FOMC) tepatnya pada 25-26 Januari 2022.

Dengan inflasi di AS yang terus membandel, pasar memperkirakan The Fed bakal agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya.

The Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan 4-5 kali di tahun 2022. Setelah itu bank sentral AS juga diprediksi akan menempuh kebijakan moneter kontraktif dengan mereduksi ukuran neracanya (balance sheet).

Dari Asia, bursa saham Hang Seng siang ini ambles 1,32%, diikuti oleh Strait Times Singapura yang turun 0,50%, indeks KOSPI terdepresiasi 1,49%.

Selain sentimen-sentimen di atas, perkembangan pandemi Covid-19 juga masih akan menjadi cermatan. Semua disebabkan karena meluasnya infeksi varian baru Covid-19 Omicron.

Sejak ditemukan pada akhir November tahun lalu, kasus harian Covid-19 secara global naik sampai 4x dan sekarang tembus angka 3 juta per hari.

Sementara itu di dalam negeri, kasus infeksi harian Covid-19 meningkat hampir 18x sejak awal tahun. Hingga saat ini secara kumulatif ada 1.161 kasus konfirmasi Omicron ditemukan di Indonesia.

Setelah ditelusuri, lebih banyak infeksi yang ditemukan akibat imported case yang mengindikasikan sumbernya lebih banyak dari luar negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular