
Inflasi di Singapura Diramal Melesat, Dolarnya Makin Mahal?

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura akan merilis data inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) siang ini yang bisa mempengaruhi outlook pengetatan moneter di Negeri Kanguru. Meski demikian, dolar Singapura masih belum mampu menguat melawan rupiah di awal perdagangan Senin (24/1).
Pada pukul 10:37 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.640, dolar Singapura melemah 0,16% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dolar Singapura masih berada di dekat level tertinggi dalam nyaris 5 bulan terakhir setelah melesat 4 pekan beruntun hingga minggu lalu.
Melihat posisi tersebut, dolar Singapura pun diterpa aksi ambil untung (profit taking) yang membuat nilainya turun di awal perdagangan hari ini.
ING dalam Asia Morning Bytes hari ini memprediksi CPI Singapura akan tumbuh 3,7% year-on-year (yoy) di bulan Desember, turun dari bulan sebelumnya 3,8% (yoy). Tetapi inflasi inti diproyeksikan naik menjadi 1,8% (yoy) dari bulan sebelumnya 1,6% (yoy).
Inflasi inti merupakan acuan bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) dalam menetapkan kebijakan moneternya. Semakin tinggi inflasi inti maka peluang MAS mengetatkan kebijakan moneter dalam waktu dekat akan semakin besar. Hal ini tentunya bisa membuat dolar Singapura menguat.
12 analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan MAS akan mengetatkan kebijakan moneternya pada bulan April.
"Kita tidak bisa mengesampingkan langkah yang lebih agresif jika inflasi terus meninggi serta dampak dari kenaikan pajak barang dan jasa," kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research, sebagaimana dilansir Bloomberg.
Chua memperkirakan MAS akan menaikkan slope sebesar 50 basis poin. Sementara analis dari Citigroup, Goldman Sachs dan Nomura memprediksi kenaikan sebesar 100 basis poin.
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate).
Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
Pada 14 Oktober lalu MAS menaikkan kemiringan (slope) S$NEER dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara lebar (width) dan titik tengah (centre) masih tetap.
Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.
Sementara itu analis dari Barclays memprediksi MAS juga akan mengetatkan center sebesar 100 hingga 150 basis poin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Ini Rupiah Sulit Tumbangkan Dolar Singapura
