Rupiah Agak Loyo di Eropa, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap mata uang Eropa cenderung melemah hari ini, Jumat (21/1/2022). Apa yang terjadi?
Pada pukul 11:25 WIB, tercatat rupiah memang mengat terhadap euro sebesar 52 poin (+0,32%) ke Rp 16.242/EUR. Namun melawan franc Swiss, rupiah terdepresiasi 29,7 poin (-0,19%) ke Rp 15.665/CHF. Di hadapan poundsterling Inggris, rupiah melemah 15 poin (-0,06%) ke Rp 19.503/GBP.
Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kebijakan moneter untuk menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap hingga akhir kuartal III-2022. Kebijakan ini tentu akan mengurangi likuiditas di perbankan.
Kenaikan GWM tiga kali pada 2022, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, diperkirakan 'menyedot' likuiditas sekitar Rp 200 triliun dari sistem perbankan. Dengan kenaikan GWM tersebut jumlah uang yang beredar tentunya akan berkurang, yang membuat rupiah sempat perkasa kemarin.
Walaupun ada sentimen positif lain dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menghijau hari ini, tetap belum bisa mendorong rupiah untuk menguat di negara Eropa. Sebab masih ada peluang jika IHSG akan ikut melemah karena bursa saham Asia bergerak turun hari ini.
Di sisi lain, Inggris telah berhasil untuk mengendalikan penyebaran varian omicron dengan memberikan vaksin booster sehingga kasus baru omicron turun pada Rabu lalu. Tercatat sudah 36 juta vaksin booster yang sudah diberikan kepada warga sipil hingga hari ini. Hal tersebut memicu penguatan kembali mata uang di Inggris.
Bursa saham Eropa pada penutupan perdagangan kemarin cenderung menguat, di tengah kecemasan para investor terhadap tren inflasi yang tidak terkontrol. Indeks Stoxx 600 ditutup naik 0,4% dan didominasi oleh emiten travel dan hiburan yang naik 2,7%.
Rilis kinerja keuangan menjadi hal yang utama membuat zona Eropa menguat. Tercatat saham farmasi dari Swiss Zur Rose Group melambung 5,4% setelah merilis kinerja keuangan yang baik. Di susul oleh Deliveroo perusahaan delivery makanan asal London naik 1,4% setelah melapor pemesanan makanan yang naik 70% dari tahun sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)