
BI Mulai Lakukan Pengetatan, Rupiah Bakal Ngegas Lagi Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menghentikan pelemahan tiga hari beruntun melawan dollar Amerika Serikat (AS) setelah menguat 0,17% ke Rp 14.335/US$. Rupiah mampu mencatat kinerja positif setelah Bank Indonesia (BI) BI dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini memutuskan bakal mulai menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap hingga akhir kuartal III-2022. Kebijakan ini tentu akan mengurangi likuiditas di perbankan.
Kenaikan GWM tiga kali pada 2022, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, diperkirakan 'menyedot' likuiditas sekitar Rp 200 triliun dari sistem perbankan. Jumlah itu diyakini masih bisa membuat perbankan punya ruang untuk bernapas. Sebab, likuiditas saat ini dikatakan masih sangat longgar.
Dengan kenaikan GWM tersebut jumlah uang yang beredar tentunya akan berkurang, yang membuat rupiah perkasa. Penguatan rupiah berpeluang berlanjut pada perdagangan Jumat (21/1) melihat yield obligasi (Treasury) AS tenor 10 tahun yang kembali menurun Kamis kemarin.
Penurunan tersebut memang tidak diikuti oleh indeks dolar AS yang justru menguat, tetapi setidaknya mampu mengurangi tekanan dari risiko capital outflow di pasar obligasi dalam negeri.
Pengetatan yang dilakukan BI serta penurunan yield Treasury mendukung penguatan rupiah, tetapi secara teknikal meski kemarin menguat rupiah masih berada di atas rerata pergerakan 200 hari (Moving Average 200/ MA 200). Artinya, Mata Uang Garuda kini berada di atas tiga MA, selain MA 200 juga di atas MA 100 dan MA 50. Sehingga tekanan bagi rupiah menjadi lebih besar.
Selain itu, indikator Stochastic bergerak naik tetapi belum memasuki wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Ketika Stochastic yang belum mencapai overbought, artinya risiko pelemahan rupiah masih besar.
Resisten terdekat berada kini berada di kisaran 14.360/US$ di kisaran, penembusan ke atas level tersebut berisiko membawa rupiah ke Rp 14.390/US$ hingga Rp 14.400/US$.
Sementara itu MA 200 di kisaran Rp 14.320/US$ hingga Rp 14.330/US$ menjadi support terdekat yang harus dilewati rupiah untuk bisa menguat lebih lanjut menuju Rp 14.300/US$ hingga Rp 14.280/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
