Bursa Asia Cerah Bergairah, Tapi Shanghai Turun Tipis-Tipis

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
20 January 2022 17:02
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup menghijau pada perdagangan Kamis (20/1/2022), karena investor merespons positif dari pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral China pada hari ini.

Hanya indeks Shanghai Composite China yang ditutup di zona merah pada hari ini, itu pun ditutup turun tipis. Shanghai turun tipis 0,09% ke level 3.555,06.

Sedangkan sisanya ditutup cerah pada hari ini. Hang Seng Hong Kong ditutup melonjak 3,42% ke level 24.952,35, Nikkei Jepang melesat 1,11% ke 27.772,93, Straits Times (STI) Singapura menguat 0,33% ke 3.294,82, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,72% ke 2,862.68, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir naik 0,53% ke posisi 6.626,87.

Indeks Hang Seng memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini karena investor merespons positif dari pemangkasan suku bunga pinjaman acuan oleh bank sentral China (People Bank of China/PBoC) pada hari ini.

Pada hari ini, PBoC memutuskan untuk memangkas suku bunga pinjaman acuannya. Suku bunga pinjaman bertenor 1 tahun turun menjadi 3,7%, dari sebelumnya sebesar 3,8%. Sedangkan suku bunga pinjaman berjatuh tempo 5 tahun juga turun menjadi 4,6%, dari sebelumnya sebesar 4,65%.

Pemangkasan suku bunga pinjaman acuan PBoC sesuai dengan perkiraan pasar, di mana mereka memperkirakan PBoC akan memangkas suku bunganya, seiring dukungan moneter yang longgar karena masih belum pulihnya perekonomian China. Apalagi, saat ini China sedang dihadapi oleh kenaikan kasus virus corona (Covid-19) varian Omicron.

Investor berharap bahwa dukungan kebijakan moneter China yang longgar akan tetap berlanjut hingga perekonomian China kembali bangkit.

Penguatan saham teknologi juga turut mendorong indeks Hang Seng melesat lebih dari 3% pada hari ini, setelah regulator dunia maya China membantah mengeluarkan dokumen dengan pedoman baru untuk perusahaan internet terkemuka negara yang akan mengharuskan mereka untuk meminta persetujuan untuk investasi baru dan penggalangan dana.

Indeks Teknologi Hang Seng melesat 4,5%, dengan saham raksasa teknologi China menjadi penopang utamanya. Saham Tencent Holdings melonjak 6,6%, saham Alibaba Group melesat 5,9%, dan saham Meituan meroket 11%.

Bursa Asia mengabaikan kembali terkoreksinya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin, karena investor di Negeri Paman Sam masih khawatir dengan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah (Treasury) yang masih cukup tinggi.

Indeks Dow Jones Industrial dan S&P 500 masing-masing melemah 0,96% dan 0,97%. Sedangkan Nasdaq Composite ambles 1,15%.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) tenor 10 tahun sempat menyentuh 1,90% sebelum akhirnya turun ke level 1,84%.

Jelang digelarnya rapat anggota pengambil kebijakan the Fed (FOMC) pada akhir bulan ini, pasar mulai mengantisipasi bahwa bank sentral AS akan lebih agresif dalam melakukan normalisasi kebijakan moneternya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular