Kurs Dolar Singapura di Level Tertinggi 5 Bulan, Kok Bisa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 January 2022 13:45
Ilustrasi Mata Uang (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Mata Uang (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura terus menanjak melawan rupiah di awal tahun 2022, saat ini sudah mencapai level tertinggi dalam 5 bulan terakhir. Rupiah belakangan ini memang sedang tertekan yang membuat dolar Singapura leluasa menguat.

Pada perdagangan Kamis (20/1) pukul 11:31 WIB dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.650.58/SG$, naik kurang dari 0,1% dari kemarin. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 30 Agustus lalu. Kemarin Mata Uang Negeri Merlion ini mampu melesat 0,4%.

Rupiah tertekan akibat kenaikan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19). Kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 1.745 kasus. Penambahan tersebut merupakan yang terbanyak dalam nyaris 4 bulan terakhir, tepatnya sejak 29 September ketika ada penambahan sebanyak 1.954 kasus.

Terus menanjaknya kasus Covid-19 akibat varian Omicron dikhawatirkan akan membuat pemerintah kembali mengetatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang tentunya bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi lagi. Apalagi Presiden Joko widodo (Jokowi) juga meminta masyarakat untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah, seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 di tanah air.

Selain itu, pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) siang ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%.

Namun, pasar juga akan melihat apakah ada sinyal kapan suku bunga akan dinaikkan.

Di sisi lain, Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS), diprediksi akan mengetatkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat.

12 analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan MAS akan mengetatkan kebijakan moneternya pada bulan April, setelah mengejutkan pasar dengan mengambil langkah yang sama pada pertengahan Oktober lalu.

"Kita tidak bisa mengesampingkan langkah yang lebih agresif jika inflasi terus meninggi serta dampak dari kenaikan pajak barang dan jasa," kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research, sebagaimana dilansir Bloomberg

Chua memperkirakan MAS akan menaikkan slope sebesar 50 basis poin. Sementara analis dari Citigroup, Goldman Sachs dan Nomura memprediksi kenaikan sebesar 100 basis poin.

Pengetatan moneter tersebut membuat dolar Singapura terus menanjak melawan rupiah di awal tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular