Sempat Dilanda Aksi Ambil Untung, Saham Nikel To The Moon

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
20 January 2022 09:37
A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten nikel kompak menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (19/1/2022), di tengah harga nikel sudah naik 6,3% sepanjang Januari tahun ini.

Berikut kinerja saham nikel berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.20 WIB.

  1. Aneka Tambang (ANTM), naik +5,22%, ke Rp 1.815/saham

  2. Timah (TINS), +3,69%, ke Rp 1.405/saham

  3. Vale Indonesia (INCO), +2,76%, ke Rp 5.025/saham

  4. Central Omega Resources (DKFT), +2,68%, ke Rp 115/saham

  5. Pelat Timah Nusantara (NIKL), +1,69%, ke Rp 900/saham

  6. Harum Energy (HRUM), +0,23%, ke Rp 10.900/saham

Menurut data di atas, saham emiten BUMN ANTM melesat 5,22% ke Rp 1.815/saham. Dengan ini, saham ANTM berhasil rebound dari koreksi yang cukup dalam selama 4 hari beruntun.

Saham emiten pelat merah lainnya TINS juga tercatat naik 3,69% ke Rp 1.405/saham, rebound dari penurunan 0,73% kemarin. Dalam sepekan, saham ini masih naik 2,55%.

Tidak ketinggalan, saham INCO dan DKFT juga masing-masing terkerek naik 2,76% dan 2,68% pagi ini.

Laju harga nikel cukup agresif di awal tahun ini. Hingga kemarin logam green energy tersebut sudah naik 6,3%.

Harga nikel dunia ditutup di US$ 22.073/ton kemarin. Menguat tipis 0,07% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya.

Persediaan nikel terus turun sejak bulan April 2021. Terhitung sejak bulan itu, persediaan nikel di gudang bursa logam London telah anjlok 68,8% menjadi 94.872 ton.

Sementara itu, persediaan di gudang bursa berjangka Shanghai (ShFE) mendekati rekor terendah di 4.711 ton.

"Stok nikel di gudang LME sedang ditarik karena dapat digunakan untuk membuat nikel sulfat untuk baterai yang digunakan pada kendaraan listrik," kata analis ING Wenyu Yao.

Pembuat mobil global seperti Volkswagen, General Motors, Toyota Motor Corp, dan Tesla Inc sedang meningkatkan produksi kendaraan listrik di China. China sebagai pasar mobil terbesar di dunia, telah menetapkan target untuk mobil listrik, termasuk hibrida plug-in dan kendaraan sel bahan bakar hidrogen, menghasilkan 20% dari penjualan mobil pada tahun 2025.

Di sisi lain, pabrik-pabrik baja tahan karat (stainless steel) terus membeli nikel untuk persediaan jelang tahun baru imlek. Sehingga persediaan di pasar diperkirakan akan terus rendah.

Nikel saat ini banyak digunakan untuk membuat baja tahan karat (stainless steel). Sedangkan baterai kendaraan listrik menyumbang 5% dari permintaan dan diperkirakan bisa meningkat menjadi 30% pada tahun 2040, kata analis Wisdom Tree Nitesh Shah.

"Ada kesadaran luas betapa pentingnya nikel dalam transisi energi. Sangat sulit untuk melihat bagaimana pasokan nikel kelas 1 (digunakan untuk baterai) dapat memenuhi permintaan," katanya.

"Kami sangat bullish. US$25.000 bukanlah hal yang akan berhenti. Kami (perkirakan) bisa naik jauh lebih tinggi dari itu selama dekade berikutnya," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Nikel Rekor, Saham Produsennya to The Moon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular