Gokil! Market Cap Bank Jago Geser Astra, Masuk 5 Besar

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 18/01/2022 12:28 WIB
Foto: Bank Jago. Dok: Bank Jago

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapitalisasi pasar (market cap) saham emiten bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil menembus Rp 260 triliun. Ini membuat saham ARTO berada di peringkat 5 besar saham dengan market cap terjumbo di bursa.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I Selasa (18/1/2022), nilai kapitalisasi pasar saham ARTO mencapai Rp 261,88 triliun, dengan harga saham Rp 18.900/saham. Secara year to date (ytd) atau sejak awal 2022, saham ARTO telah melesat 18,13%.

Kenaikan harga saham tersebut menempatkan saham bank yang sebesar 21,40% sahamnya juga dikuasai raksasa ride-hailing Gojek tersebut ke posisi kelima besar dalam hal market cap.


Berdasarkan catatan Tim Riset CNBC Indonesia, setidaknya sejak 7 Januari 2022, kapitalisasi pasar saham ARTO sukses menendang saham Grup Astra PT Astra International Tbk (ASII) keluar dari posisi 5 besar.

Saat ini, saham ASII masih berada di peringkat keenam dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 226,71 triliun di harga Rp 5.600/unit.

Praktis, sekarang, saham ARTO berada satu peringkat di bawah saham bank BUMN PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai market cap Rp 333,67 triliun.

Masuknya saham ARTO ke peringkat kelima semakin meneguhkan dominasi saham emiten perbankan dalam hal kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

Sekadar informasi, saham emiten Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memuncaki daftar dengan market cap Rp 933,81 triliun.

Kemudian, di posisi kedua, emiten bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 630,49 triliun.

Selanjutnya, posisi ketiga dan keempat diisi oleh saham emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan market cap mencapai Rp 415,07 triliun dan BMRI sebagaimana disebutkan di atas.

Mayoritas Dana Rights Issue buat Kredit

Sebelumnya, Bank Jago tercatat telah menyerap hampir seluruh dana rights issue. Mayoritas serapan dana ini digunakan untuk penyaluran kredit.

Bank Jago memperoleh tanggal efektif rights issue dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada 24 Februari 2021. Perusahaan meraup dana segar bersih Rp 7,03 triliun melalui aksi korporasi yang sekaligus mengukuhkan Bank Jago menjadi bank digital ini.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Jumat (14/1/2022), Bank Jago telah menggunakan Rp 6,82 triliun atau sekitar 97% dari total dana rights issue untuk penyaluran kredit.

Bank Jago juga menyerap Rp 140,67 miliar untuk investasi infrastruktur teknologi informasi. Sedangkan sebesar Rp 22,67 miliar digunakan untuk pengembangan sumber daya manusia.

Jika ditotal, realisasi penggunaan dana hasil rights issue Bank Jago mencapai Rp 6,98 triliun. Ini setara dengan 99,32% dari total dana hasil rights issue.

Sisa dana hasil rights issue sebesar Rp 47,66 miliar diletakkan pada instrumen surat berharga negara dengan kisaran kupon mulai dari 5,47% hingga 8,12%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Bisnis Es Krim Laris Manis Saat Ekonomi Bergejolak