Analisis Teknikal

Waspada! IHSG Bisa Lanjut Koreksi Hingga Menjebol 6.600

Putra, CNBC Indonesia
18 January 2022 07:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 0,72% ke level 6.645,05 pada perdagangan perdana pekan ini, Senin (17/1/2022).

Penurunan sudah terjadi sejak awal perdagangan. Ketika Terpantau hanya ada 203 saham menguat, 340 melemah dan 137 stagnan.

Nilai transaksi mencapai Rp 9,84 triliun dan asing net buy di pasar reguler senilai Rp 284 miliar.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data perdagangan internasional Indonesia bulan Desember 2021.

BPS mengumumkan neraca dagang Indonesia bulan lalu mencetak surplus sebesar US$ 1,02 miliar di akhir tahun 2021. Namun posisi surplus neraca dagang bulan Desember 2021 jauh di bawah perkiraan ekonom sebesar US$ 3,05 miliar.

Ekspor tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan dengan laju 35,3% secara tahunan atau year on year (yoy) pada bulan lalu. Jauh lebih rendah dari perkiraan konsensus CNBC Indonesia yang memperkirakan tumbuh 40,3% yoy.

Pertumbuhan impor juga lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan konsensus. Proyeksi ekonom yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor tumbuh 39,7% yoy.

Namun faktanya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor bulan Desember 2021 naik 47,93% yoy. Meskipun begitu neraca dagang tetap surplus dan menandai surplus dalam 20 bulan beruntun.

Sementara itu dari China, Biro Statistik Nasionalnya mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021.

Hasilnya Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Panda tumbuh 4% yoy, lebih tinggi dari perkiraan konsensus di 3,6% yoy. Secara keseluruhan ekonomi China masih mampu tumbuh 8,4% yoy tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Bursa Asia cenderung bergerak mixed kemarin. Indeks Nikkei Jepang menguat 0,74% dan menjadi jawara di kawasan regional.

Bursa saham Vietnam kebakaran dengan koreksi nyaris 3% dan menduduki peringkat bontot. Sedangkan untuk IHSG peringkatnya terbilang buruk karena menduduki ranking 10 dari 13 di kawasan Asia Pasifik.

Untuk melihat arah pergerakan IHSG hari ini, alangkah baiknya mencermati faktor psikologis pasar yang tercermin dari indikator teknikal.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan kemarin, IHSG perlu menembus support terdekatnya di 6.623 dan selanjutanya di 6.513 untuk membentuk tren turun (bearish).

Sedangkan untuk membentuk tren naik IHSG perlu menembus level resisten terdekat di 6.700 dan selanjutnya di 6.733.

Apabila melihat indikator Relative Strength Index (RSI) yang merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu, masih berada di area netral.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 51,69.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 dan garis EMA 26 membentuk pola konvergen alias menyempit.

Di sisi lain bar histogram indikator MACD juga masih di teritori positif dan cenderung turun. Hal ini mengkonfirmasi bahwa peluang pelemahan IHSG masih ada.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular