Sedang Tidak Bergairah, Kripto Cap Besar Cenderung Flat

chd, CNBC Indonesia
17 January 2022 10:40
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin, Ethereum, dan kripto lainnya terpantau terkoreksi tipis cenderung flat pada perdagangan Senin (17/1/2022) pagi waktu Indonesia, karena investor masih cenderung berhati-hati memburu aset kripto pada hari ini.

Melansir data dari CoinMarketCap per pukul 09:10 WIB, hanya Cardano yang melesat pada pagi hari ini. Cardano melesat 4,98% ke level harga US$ 1,39/koin atau setara dengan Rp 19,877/koin (asumsi kurs Rp 14.300/US$).

Sedangkan sisanya terpantau terkoreksi tipis cenderung mendatar pada pagi hari ini. Bitcoin melemah 0,41% ke level harga US$ 42.920,43/koin atau setara dengan Rp 613.762.149/koin, Ethereum terkoreksi 0,21% ke level US$ 3.320,7/koin atau Rp 47.486.010/koin, dan Polkadot merosot 3,43% ke US$ 27,09/koin (Rp 387.387/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Kripto

Bitcoin cenderung flat di kisaran level US$ 42.000 pada hari ini, karena investor masih bersikap hati-hati setelah harganya sempat terjatuh di bawah US$ 40.000 pada awal pekan lalu, meskipun koreksi tersebut hanya sesaat saja.

"Perubahan harga semuanya terjadi pada [volume perdagangan kecil], yang dapat memperkuat pergerakan harga. Tidak ada modal baru yang masuk dan tidak ada yang mau menjual atau membeli," kata Q9 Capital, platform investasi kripto yang berbasis di Hong Kong, Jumat (14/1/2022) lalu.

Pasar kripto yang terkoreksi dalam beberapa hari terakhir juga disebabkan karena masih adanya risiko dari penyebaran virus corona (Covid-19) varian Omicron yang mulai menyebar luas dan cepat.

Dalam update terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), jumlah infeksi baru di dunia pada pekan-pekan terakhir menembus angka 15 juta per minggu.

Hal tersebut didorong munculnya varian Omicron. Bahkan, strain yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan (Afsel) dan Bostwana itu sudah menggantikan varian Delta.

"Banyaknya kasus membebani sistem perawatan kesehatan," kata Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove, dalam konferensi pers terbaru Rabu (12/1/2021) lalu.

"Meskipun Omicron tidak separah Delta, ini masih menempatkan orang di rumah sakit, masih membuat orang ke ICU dan membutuhkan perawatan klinis lanjutan. Ia (Omicron) masih membunuh orang," tambahnya.

Selain itu, masih terkendalanya rantai pasokan dan inflasi global yang masih 'panas' juga turut mempengaruhi selera risiko investor di pasar kripto.

Pada pekan lalu, Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) pada Desember tahun lalu menunjukkan lonjakan 7% secara tahunan, angka tertinggi dalam empat dekade.

Sementara Indeks Harga Produsen (IHP) AS pada Desember 2021 yang dirilis pada esok harinya mencerminkan kenaikan 9,7% dibandingkan periode yang sama. Namun, hasil tersebut lebih baik daripada yang dikhawatirkan beberapa investor.

Hal ini membuat pasar menduga-duga bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan bersikap lebih hawkish kedepannya, di mana mereka juga memperkirakan bahwa The Fed akan menaikan suku bunga acuannya lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya.

Meski pasar kripto masih terbilang lesu, namun tidak semua aset dalam ekosistem kripto mengalami hal serupa atau seperti yang tengah dialami Bitcoin.

Di Dogecoin saja, meski harganya pada hari ini cenderung terkoreksi, tetapi dalam sepekan terakhir berhasil melesat hingga belasan persen.

Pada hari ini, Dogecoin terkoreksi 4,12% ke level harga US$ 0,1748 per keping (Rp 2.500 per keping), tetapi dalam sepekan terakhir, harga kripto 'meme' anjing Shiba Inu tersebut berhasil melesat 15,42%.

Dari kapitalisasi pasarnya pun kini berada di posisi ke-11 atau dibawah persis dari kripto Polkadot. Adapun kapitalisasi pasar Dogecoin saat ini mencapai US$ 23,23 miliar

Melesatnya harga Dogecoin terjadi setelah bos pembuat mobil listrik Tesla, Elon Musk mengatakan Tesla akan menerima aset kripto tersebut sebagai alat pembayaran untuk barang dagangan (merchandise) perusahaan.

Masih berhubungan dengan kripto, yakni di aset non-fungible token (NFT), volume perdagangan NFT tercatat terus melonjak. Misalnya di OpenSea, pasar NFT besar, sudah mencatatkan transaksi lebih dari US$ 6 miliar pada Desember tahun lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular