Amsyong, Saham-saham ini Anjlok 20% Lebih Sepanjang Pekan ini

Feri Sandria, CNBC Indonesia
15 January 2022 12:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami koreksi tipis pekan ini. Salah satunya akibat sinyal negatif dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang akan segera menaikkan suku bunga acuannya.

Melansir dari Refinitiv sepanjang pekan ini, indeks bursa saham acuan nasional tersebut merosot 0,12% secara point-to-point ke level 6.693,40. Meski sempat ditutup merah di tiga hari awal perdagangan, koreksi mampu dipangkas setelah di dua hari terakhir IHSG mampu finish di zona hijau.

Meski IHSG melemah, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 2,57 triliun dalam sepekan, namun inflow besar-besaran tersebut belum cukup kuat membuat aset keuangan domestik menunjukkan kinerja yang positif.

Total nilai transaksi pekan lalu bursa turun 13,08% menjadi Rp 57,65 triliun. Volume perdagangan mencapai 93,80 miliar dan ditransaksikan sebanyak 6,83 juta kali.

Di tengah kondisi IHSG yang kurang optimal pada pekan ini, beberapa saham membukukan koreksi yang cukup besar dan menjadi top losers pada pekan ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), lima saham yang menjadi top losers pada pekan ini, masing-masing kehilangan lebih dari seperempat kapitalisasi pasarnya.

Berikut daftar saham yang menjadi top losers pada pekan ini.

Deretan saham top losers sepekanFoto: BEI

Di posisi pertama terdapat saham emiten produsen tisu basah, kain non tenun, dan produk kesehatan lainnya, yakni PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) yang ambles 35,50% ke level harga Rp 218/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 338/unit. Pekan sebelumnya saham ini juga memimpin saham dengan penurunan harga terbesar, dengan koreksi lebih dari 30%.

Meskipun BEI sudah memasukkan saham FLMC ke dalam pemantauan khusus karena pergerakan sahamnya di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) pada perdagangan akhir tahun 2021 lalu, harga saham ini terus merosot dan selalu ditutup di zona merah.

Sedangkan dari deretan top losers lainnya, ada dua saham emiten media Grup MNC, yakni saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) dan saham PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV).

Saham MSKY ambruk 28,64% ke level harga Rp 304/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 426/unit. Sedangkan saham IPTV merosot 25% ke level Rp 90/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 120/unit.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular