
Dana Asing Tak terbendung, BBCA dan BBRI Masih Favorit

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Kamis (13/1/2022), setelah pada perdagangan sesi I sempat diperdagangkan di zona merah. Kekhawatiran dampak melonjaknya inflasi Amerika Serikat (AS) tak sampai memberikan tekanan terlalu besar bagi IHSG..
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup naik 0,17% ke level 6.658,356. Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat dibuka menguat. Namun selang beberapa menit, IHSG langsung bergerak ke zona merah hingga perdagangan sesi II sekitar pukul 14:00 WIB.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi IHSG pada hari ini cenderung menurun menjadi Rp 10,4 triliun. Sebanyak 243 saham naik, 272 saham turun, dan 168 saham flat. Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 572 miliar di pasar reguler.
Asing tercatat kembali mengoleksi empat saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) di atas Rp 100 triliun, yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan saham PT Astra International Tbk (ASII).
Selain itu, asing juga memburu kembali saham emiten batu bara yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan saham emiten produsen mesin konstruksi dan alat berat pertambangan yakni PT United Tractors Tbk (UNTR).
Berikut saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini.
![]() |
Sementara itu dari penjualan bersih, asing tercatat melepas dua saham big cap pada hari ini, yakni saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Selain itu, asing juga melepas saham emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), saham emiten peritel fesyen yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), saham emiten farmasi yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan saham emiten media pemilik stasiun TV SCTV dan Indosiar yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).
Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:
![]() |
Meski sempat 'grogi', tetapi pada akhirnya pelaku pasar di dalam negeri kembali sudah sedikit lebih lega menghadapi sentimen pasar pada hari ini.
Sejatinya, sentimen untuk hari ini cukup positif, di mana dini hari tadi waktu Indonesia, tiga indeks saham acuan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street kembali kompak ditutup di zona hijau, meski penguatannya cenderung terpangkas.
Indeks Dow Jones Industrial ditutup naik 0,11% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing menguat 0,28% dan 0,23%.
Pembalikan arah (rebound) harga saham-saham di bursa AS terjadi setelah ketiga indeks terus menerus terkoreksi pekan lalu sejalan dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) bertenor 10 tahun yang mendekati 1,8%.
Rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang mencerminkan laju inflasi pada bulan Desember 2021 tercatat tumbuh 7% secara tahunan (year-on-year/YoY) dan menjadi level tertinggi sejak 1982.
Meskipun inflasi berada di level tertingginya dalam 4 dekade terakhir, tetapi kenaikan ini sudah diantisipasi oleh pelaku pasar.
Ekonom yang disurvei Dow Jones sudah memperkirakan bahwa IHK AS bulan Desember 2021 bakal naik 7% sesuai dengan angka aktual saat ini.
Namun sayang, beberapa bursa saham Asia bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan hari ini, di mana indeks Shanghai Composite China memimpin pelemahan bursa Asia hari ini, yakni ambles 1,17%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT