
Asing Masuk Ke SBN Asia Bulan Lalu, Tapi di RI Malah Outflow

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah di beberapa negara berkembang di Asia selain China mencatat masuknya arus dana asing (foreign inflow) yang cukup besar pada Desember 2021.
Investor asing tersebut mengabaikan kekhawatiran atas pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) karena produktivitas bisnis yang lebih tinggi.
Menurut riset dari DBS Bank, investor asing masuk ke pasar obligasi pemerintah negara berkembang di Asia selain China sebesar US$ 4,72 miliar, di mana angka ini merupakan total dana asing yang masuk ke obligasi pemerintah Korea Selatan, Thailand, India, Indonesia, dan Malaysia pada Desember tahun lalu.
Dari kelima negara di Asia tersebut, hanya tiga yang mencatatkan inflow asing di pasar obligasi pemerintah pada bulan lalu, yakni Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand.
![]() |
Korea Selatan menjadi negara yang paling besar mencatatkan inflow asing pada Desember tahun lalu, di mana angka inflow asing tersebut melonjak sejak Agustus 2021, yakni sebesar US% 57,81 miliar atau sekitar Rp 826 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$).
"Obligasi Korea Selatan diminati oleh investor asing karena mereka dapat membeli obligasi dengan imbal hasil (yield) yang tergolong rendah dan mereka cenderung menghindari eksposur mata uang. Mereka juga masih mendapatkan kenaikan 20-30 bp yang menarik dari Treasury AS," kata Duncan Tan, ahli strategi di DBS Bank, dikutip dari Reuters.
![]() |
Namun di Indonesia dan India, asing melepas kepemilikannya di pasar obligasi pemerintah kedua negara tersebut, sehingga mencatatkan outflow asing pada Desember 2021.
Riset DBS Bank juga menjelaskan bahwa kepemilikan asing di pasar obligasi pemerintah negara berkembang di Asia, utamanya negara-negara yang masuk dalam G4 mengalami penurunan, dari sebelumnya 1,5% menjadi 1,1%.
"Dalam hal pengembalian menggunakan denominasi dolar AS, obligasi mata uang lokal di negara berkembang Asia kinerjanya cenderung lebih lemah di tahun 2021," kata Tan.
![]() |
Sementara itu, obligasi pemerintah Malaysia dan Thailand mencatat arus masuk lebih dari US$ 1 miliar setiap bulannya, sedangkan obligasi Korea Selatan menerima US$ 5,56 miliar karena ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang positif.
Namun, analis mengatakan meningkatnya ekspektasi pengetatan kebijakan agresif oleh The Fed akan mempengaruhi arus masuk asing ke obligasi pemerintah negara berkembang di Asia pada kuartal pertama tahun ini.
Bank investasi global seperti Goldman Sachs, J.P. Morgan, dan Deutsche Bank memprediksi bahwa The Fed menaikkan suku bunga empat kali tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Makin Hawkish, Yield Obligasi Global Masih Akan Naik