
The Fed Makin Hawkish, Yield Obligasi Global Masih Akan Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi global tercatat naik dalam beberapa hari terakhir, dikarenakan pernyataan dari hasil rapat terkait kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) yang berpotensi akan meningkatkan suku bunganya lebih cepat, yakni sekitar kuartal pertama hingga kuartal kedua tahun 2022.
Hal ini juga didorong oleh rilis data ekonomi di global yang terus menunjukkan perbaikan, mencakup peningkatan inflasi, peningkatan penjualan ritel, peningkatan produktifitas dari tetap ekspansinya kinerja Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) manufaktur dan peningkatan kinerja ekspor.
Per Senin (10/1/2022) pukul 21:35 WIB, yield obligasi pemerintah AS (Treasury) bertenor 10 tahun naik 3,2 basis poin (bp) ke level 1,801%. Dalam sepekan terakhir, yield Treasury bertenor 10 tahun sudah melesat hingga 17,1 bp.
Menurut riset dari Panin Sekuritas, kenaikan yield Treasury masih akan terjadi setidaknya hingga beberapa hari ke depan, seiring dengan makin agresifnya bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) ke depannya.
"Kami memperkirakan yield Treasury masih akan meningkat sejalan dengan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat dan akan diikuti dengan kenaikan suku bunga bank sentral lainnya di global seiring mulai pulihnya ekonomi global," tulis riset Panin Sekuritas, dikutip CNBC Indonesia, Senin (10/1/2022).
Tak hanya di AS saja, di Indonesia pun demikian, di mana yield Surat Berharga Negara (SBN) sudah menguat dalam beberapa hari terakhir.
Di SBN bertenor 10 tahun pada penutupan perdagangan kemarin, yield-nya menguat 4 bp ke level 6,463%, dari sebelumnya pada perdagangan akhir pekan lalu di level 6,423%. Dalam sepekan terakhir, yield SBN bertenor 10 tahun sudah melesat 9,5 bp.
Bahkan, tercatat ada arus inflow investor asing sebesar Rp 4,42 triliun di sepanjang 31 Desember 2021 hingga 5 Januari 2022.
Meskipun demikian, persepsi risiko pasar relatif meningkat, terindikasi dari peningkatan nilai credit default swap (CDS) 5 tahun per 7 Januari 2022 menjadi sebesar 77 bp dan nilai CDS 10 tahun juga meningkat 146 bp.
![]() |
Panin Sekuritas pun menjelaskan bahwa naiknya yield SBN dalam beberapa hari terakhir didorong dari terus membaiknya kinerja ekonomi domestik sejalan dengan perkembangan kasus virus corona (Covid-19) yang cenderung masih terkendali.
"Kondisi ini didorong dari terus membaiknya kinerja ekonomi RI sejalan dengan perkembangan kasus Covid-19 yang masih terkendali. Tercatat inflasi per Desember 2021 meningkat menjadi 1,87% YoY," tulis riset Panin Sekuritas.
Lelang SBSN Perdana di Tahun 2022
Dari pasar perdana, yakni lelang SBN, pada hari ini Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), di mana hari ini merupakan lelang SBSN perdana di tahun 2022.
Pemerintah pun menetapkan target indikatifnya sebesar Rp 11 triliun. Adapun Seri yang akan dilelang yakni SPN-S 12072022 (new issuance), PBS031 (reopening), PBS032 (reopening), PBS029 (reopening), PBS034 (new issuance), dan PBS033 (new issuance).
Obligasi acuan dan tenor pendek hingga menengah akan cenderung menjadi pilihan investor, sejalan dengan peningkatan inflasi dan potensi peningkatan suku bunga The Fed yang lebih cepat di tahun 2022.
Sebelumnya pada Selasa pekan lalu, hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) perdana di tahun 2022 terbilang cukup sukses, di mana minat investor masih cukup tinggi, khususnya pada tenor pendek dan menengah, yakni SUN berseri FR0093, SPN03220406 dan SPN12230105.
Adapun pada lelang SUN perdana di tahun 2022 ini, total penawaran nominal bid yang masuk sebesar Rp 77,58 triliun. Di mana nominal yang dimenangkan oleh pemerintah tercatat sebesar Rp 25 triliun atau sesuai dengan target indikatifnya.
Di lain sisi, Pemerintah menargetkan akan mendapatkan dana sebesar Rp 100 triliun dari penerbitan SBN Ritel di tahun 2022.
Adapun rencana penerbitan seri SBN ritel tersebut yakni ORI021 yang akan ditawarkan pada 24 Januari - 17 Februari, Sukuk Ritel berseri SR016 di bulan Maret, CWLS SWR003 pada bulan Ramadhan, SBR011 yang akan diterbitkan pada 23 Mei - 16 Juni, SR017 di September, ORI022 di 26 September - 20 Oktober, dan ST009 di November. Namun demikian jadwal penerbitan SBN ritel ini masih bersifat tentatif.
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ukraina Mau Ngutang Buat Bayarin Perang