
'Ngamuk' 635%, BEI 'Gembok' Saham Boy Thohir & BKDP

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham emiten pertambangan batu bara metalurgi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan emiten properti PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) mulai perdagangan hari ini, Kamis (13/1/2022).
Bursa melakukan suspensi dalam rangka cooling down lantaran terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan terhadap kedua saham tersebut.
"Dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya," jelas BEI dalam keterangannya, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (13/1).
Penghentian sementara perdagangan saham ADMR dan BKDP dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.
Sejak awal melantai di bursa pada 3 Januari 2022, saham ADMR terus melonjak dan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) selama 8 hari beruntun.
Praktis, sejak melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), saham anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang dinahkodai Garibaldi 'Boy' Thohir ini melesat 635%.
Keputusan suspensi ini menyusul peringatan unusual market activity (UMA) atau pergerakan saham di luar kebiasaan pada Selasa lalu (11/1).
Sementara, saham BKDP bergerak liar sejak Senin minggu ini (10/1) ketika ditutup melonjak 16,05%. Setelahnya, saham BKDP terus naik dengan masing-masing kenaikan 8,51% (Selasa) dan 4,90% (Rabu).
Dalam sepekan, saham BKDP terkerek 35,44%.
Sejatinya, saham BKDP sebelumnya termasuk saham gocap alias saham yang dibanderol Rp 50/unit. Namun, sejak pertengahan Desember 2021 saham ini bergerak liar hingga akhirnya saat ini berada di Rp 107/saham.
Bursa Buka 'Gembok' AirAsia
Secara bersamaan, pihak BEI juga membuka suspensi saham emiten maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mulai hari ini.
"Dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan Saham PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 13 Januari 2022," jelas pihak bursa.
Sebelumnya, CMPP 'digembok' bursa pada Rabu kemarin (12/1) usai melonjak tinggi selama 5 hari beruntun.
Sebelum ini, saham CMPP juga pernah disuspensi bursa sejak 5 Agustus 2019 sampai 3 Januari 2022 lantaran AirAsia Indonesia belum memenuhi ketentuan jumlah saham beredar di publik atau free float sebesar 7,5%, sesuai dengan aturan bursa.
Menurut data teranyar BEI per 31 Desember 2021, kepemilikan masyarakat (di bawah 5%) di saham CMPP hanya sebesar 1,59%. Sementara, AirAsia Investment Ltd menggenggam 49,25% dan PT Fersindo Nusaperkasa menguasai 49,16%.
Dalam keterbukaan informasi, Senin (3/1), pihak bursa menjelaskan alasan kembali dibukanya suspensi saham CMPP adalah untuk memberikan kesempatan bagi CMPP untuk memenuhi ketentuan dimaksud selama waktu 2 tahun sejak diberlakukannya Surat Keputusan No. Kep-00101/BEI/12-2021.
Kemudian, dalam tanggapannya kepada BEI soal perkembangan rencana perbaikan kondisi perusahaan, Senin (3/1), manajemen AirAsia Indonesia menjelaskan, selama kuartal I 2022, perseroan masih akan memaksimalkan upaya pemulihan kinerja keuangan perseroan pasca Pandemi Covid-19.
Selain itu, pada empat bulan pertama 2022, AirAsia Indonesia menjelaskan, rencana aksi korporasi dalam rangka memenuhi ketentuan V.1 Peraturan Bursa Nomor I-A mengenai free float telah mendapatkan persetujuan dari Pemegang Saham Utama dan sedang dalam proses finalisasi.
Pagi ini, pukul 09.44 WIB, saham CMPP kembali melesat 6,67% ke Rp 555/saham. Bahkan, pada awal perdagangan hari ini saham CMPP sempat menyentuh Rp 645/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa 'Gembok' Lagi Saham BKDP dan Emiten Boy Tohir