
Indeks Dolar AS Jeblok Parah, Rupiah Siap Melesat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya menghentikan penguatan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu kemarin. Rupiah baru berbalik melemah di menit-menit akhir perdagangan setelah sejak awal perdagangan berada di zona hijau.
Di penutupan perdagangan Selasa, rupiah berada di Rp 14.315/US$, melemah 0,1% di pasar spot. Pada perdagangan hari ini, rupiah berpeluang berbalik menguat melihat indeks dolar AS yang lagi-lagi jeblok 0,67% ke 94,988 yang merupakan level terendah sejak 11 November lalu.
Jebloknya dolar AS menyusul rilis inflasi di Amerika Serikat yang semakin meninggi. Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) melesat 7% year-on-year (YoY) di bulan Desember. Inflasi tersebut menjadi yang tertinggi sejak Juni 1982.
Meski inflasi tinggi, nyatanya tidak mampu mendongkrak kinerja dolar AS, sebab The Fed (bank sentral AS) dikatakan sudah berada di puncak hawkish, yakni diprediksi akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, serta akan mengurangi nilai neraca (balance sheet).
Artinya, pergerakan dolar AS sebelumnya sudah menakar normalisasi kebijakan The Fed yang agresif. Apalagi, testimoni ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell di hadapan Senat, yang dianggap tidak lebih hawkish dari rilis notula rapat kebijakan moneter pekan lalu.
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan. Sebelum melemah kemarin, rupiah mampu mencatat penguatan 3 hari beruntun setelah indikator stochastic yang mencapai jenuh beli (overbought) pada grafik harian serta pola Doji akhirnya menunjukkan efeknya.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Ketika Stochastic mencapai overbought, maka USD/IDR berpeluang bergerak turun. Artinya rupiah berpotensi menguat.
Selain itu, Doji memberikan sinyal netral. Artinya, pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah, apakah lanjut naik atau balik turun.
Mengingat Doji muncul saat posisi rupiah sedang menanjak dan Stochastic masuk wilayah overbought, akhirnya USD/IDR menurun.
Rupiah kini sudah berada di bawah rerata pergerakan 200 hari (Moving Average 200/ MA 200).
Tetapi penguatannya masih tertahan MA 50 di kisaran Rp 14.290/US$ hingga Rp 14.300/US$. Level tersebut menjadi support terdekat, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.265/US$ sampai Rp 14.260/US$.
Sementara selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.330/US$ hingga Rp 14.340/US$ yang merupakan MA 200. Jika level tersebut dilewati, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.370/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan
