Ampun Bang Jago! Saham BBHI All Time High 4 Hari Beruntun

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Jumat, 07/01/2022 15:44 WIB
Foto: Allo Bank

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank digital milik pengusaha Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) ditutup naik ke level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada perdagangan Jumat (7/1/2022). Investor memborong saham BBHI seiring jadwal cum date rights issue di pasar reguler dan negosiasi yang jatuh pada hari ini.

Sebagai informasi, cum date adalah tanggal terakhir perdagangan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBHI terkerek naik 4,10% ke Rp 10.150/saham, dengan nilai transaksi Rp 168,53 miliar dan volume perdagangan 16,89 juta saham.


Kenaikan tersebut menggenapi lesatan harga saham BBHI selama lima hari beruntun. Dus, dalam sepekan saham tersebut telah melambung 43,46%.

Adapun harga penutupan hari ini merupakan level tertinggi sepanjang masa saham Allo Bank.

Sebelumnya, rekor ATH saham BBHI diraih pada penutupan Kamis kemarin (6/1), ketika saham tersebut berada di level Rp 9.750/saham. Adapun sepanjang minggu di awal 2022 ini, saham Allo Bank telah menyentuh rekor ATH selama 4 hari beruntun, yakni pada Selasa-Jumat atau 4, 5, 6, dan 7 Januari 2022.

Seiring dengan menguatnya saham BBHI hari ini, investor asing melakukan beli bersih Rp 4,75 miliar di pasar reguler. Sementara, selama sepekan investor asing rajin mengoleksi saham BBHI dengan nilai beli bersih Rp 32,76 miliar.

Kapitalisasi pasar saham BBHI pun naik menjadi sebesar Rp 118,58 triliun per hari ini.

Sebelumnya, tujuh investor strategis menyatakan akan masuk ke Allo Bank melalui aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue.

Ketujuh investor strategis itu adalah CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir merupakan perusahaan dengan gelar unicorn.

Unicorn adalah sebuah istilah untuk perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi US$ 1 miliar.

Mengutip prospektus rights issue Allo Bank, Allo Bank rencananya menerbitkan sebanyak 10.047.322.871 saham baru yang setara 46,24% dari modal disetor perusahaan melalui perhelatan tersebut.

Harga pelaksanaan rights issue bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung ini dipatok pada level Rp 478/saham. Dus, Allo Bank bakal meraup dana segar hingga Rp 4,80 triliun.

PT Mega Corpora, pemegang saham pengendali yang menguasai 90% saham Allo Bank, hanya akan menyerap 2,71 miliar HMETD atau sekitar 30% dari seluruh HMETD.

Dengan demikian, setelah rights issue rampung, persentase kepemilikan Mega Corpora di Allo Bank terdilusi menjadi sebesar 60,87% atau setara dengan 13,23 miliar saham. Artinya, meski persentase kepemilikan menyusut, Mega Corpora akan tetap menjadi pemegang saham pengendali Allo Bank usai rights issue.

Kemudian, HMETD Mega Corpora sisanya akan dialihkan kepada calon pemodal lainnya yang telah disebut di atas.

Nantinya, dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan Allo Bank untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan Modal Inti menjadi KBMI 2 sebagaimana dimaksud dalam POJK 12/2021.

Selanjutnya, untuk pengembangan usaha termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau yang dikenal dengan bank digital.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pacu Pertumbuhan, Bank Digital Genjot "Fee Based Income"& AI