Para Raksasa Merapat, Asing Borong Saham Allo Bank
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing beramai-ramai memborong saham emiten bank digital milik pengusaha nasional Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) seiring harganya melonjak 5 hari beruntun. Lonjakan tersebut terjadi di tengah rencana masuknya tujuh investor strategis ke Allo Bank.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.36 WIB, saham BBHI naik 0,26% ke posisi Rp 9.775/saham.
Sebelumnya, sesaat setelah pembukaan pasar pukul 09.00 WIB, saham BBHI sempat menyentuh Rp 9.875/saham-level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) dalam perdagangan intraday.
Rekor harga tertinggi sepanjang masa saham Allo Bank diraih pada penutupan Kamis kemarin (6/1), ketika saham tersebut berada di level Rp 9.750/saham.
Nilai transaksi pagi ini tergolong ramai, yakni mencapai Rp 16,54 miliar dengan volume perdagangan 1,70 juta saham.
Berkat reli kenaikan selama 5 hari beruntun, dalam sepekan saham Allo Bank sudah melejit 37,81%.
Sementara, investor asing melakukan aksi beli bersih mencapai Rp 28,32 miliar di pasar reguler dalam kurun waktu sepekan.
Nilai kapitalisasi pasar saham BBHI saat ini pun berada di atas Rp 100 triliun, tepatnya Rp 114,20 triliun.
Sebelumnya, tujuh investor strategis menyatakan akan masuk ke Allo Bank melalui aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue.
Ketujuh investor strategis itu adalah CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir merupakan perusahaan dengan gelar unicorn.
Unicorn adalah sebuah istilah untuk perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi US$ 1 miliar.
Mengutip prospektus rights issue Allo Bank, Allo Bank rencananya menerbitkan sebanyak 10.047.322.871 saham baru yang setara 46,24% dari modal disetor perusahaan melalui perhelatan tersebut.
Harga pelaksanaan rights issue bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung ini dipatok pada level Rp 478/saham. Dus, Allo Bank bakal meraup dana segar hingga Rp 4,80 triliun.
PT Mega Corpora, pemegang saham pengendali yang menguasai 90% saham Allo Bank, hanya akan menyerap 2,71 miliar HMETD atau sekitar 30% dari seluruh HMETD.
Dengan demikian, setelah rights issue rampung, persentase kepemilikan Mega Corpora di Allo Bank terdilusi menjadi sebesar 60,87% atau setara dengan 13,23 miliar saham. Artinya, meski persentase kepemilikan menyusut, Mega Corpora akan tetap menjadi pemegang saham pengendali Allo Bank usai rights issue.
Kemudian, HMETD Mega Corpora sisanya akan dialihkan kepada calon pemodal lainnya yang telah disebut di atas.
Nantinya, dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan Allo Bank untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan Modal Inti menjadi KBMI 2 sebagaimana dimaksud dalam POJK 12/2021.
Selanjutnya, untuk pengembangan usaha termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau yang dikenal dengan bank digital.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)