Catat! Saham Allo Bank Bakal Lebih Murah dari Bank Jago

Feri Sandria & Feri Sandria, CNBC Indonesia
Jumat, 07/01/2022 08:05 WIB
Foto: Infografis/ Ekosistem Raksasa Pemilik Saham Allo Bank Pasca HMETD/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank digital yang dimiliki pengusaha nasional Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Perusahaan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 10,04 miliar saham atau setara 46,24% dari modal disetor perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 478 per saham. Artinya, Allo Bank berpotensi meraih dana rights issue senilai Rp 4,80 triliun.

Menurut Laporan Keuangan BBHI kuartal III-2021, jumlah ekuitas perusahaan terkini mencapai Rp 1,28 triliun. Ke depan, jika ada tambahan modal dari RI sebanyak Rp 4,8 triliun, maka ekuitas BBHI akan berubah menjadi Rp 6,08 triliun.


Dengan begitu, Allo Bank dapat diklasifikasikan sebagai bank KBMI II (Bank dengan modal inti di atas Rp 6 triliun).

Dalam rights issue tersebut, pemegang saham pengendali BBHI, Mega Corpora akan mengambil 2,71 miliar saham atau setara 30% dari total yang diterbitkan dalam aksi korporasi ini senilai Rp 1,3 triliun. Sedangkan 70% sisanya dialihkan kepada tujuh investor strategis yakni Grup Salim, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Carro, CT Corp, dan Growtheum Capital Partners.

Saham Allo Bank bakal lebih murah

Sejatinya, cum right HMETD di pasar reguler dan pasar negosiasi baru akan jatuh pada hari ini (7/1), yang berarti untuk penentuan harga teoritis pasca right issue (RI) masih menunggu penutupan perdagangan hari ini.

Akan tetapi dengan asumsi harga penutupan perdagangan Kamis (6/1) kemarin disertai berbagai skenario lain, dapat dipastikan bahwa pasca pelaksanaan RI yang memberikan pemegang 100 saham BBHI hak atas 86 HMETD, saham Allo Bank akan jadi lebih murah.

Harga teoritis sendiri merupakan harga keseimbangan atau harga yang terbentuk dari penyesuaian antara harga saham lama dengan harga saham baru berdasarkan rasio yang ditentukan. Harga ini didapatkan dengan mengalikan harga lama (previous close) dengan rasio lama dan dijumlahkan dengan harga pelaksanaan dikalikan rasio saham baru, kemudian dibagi dengan jumlah rasio lama dan baru.

Foto: BEI
Rumusan penentuan harga teoritis

Menggunakan harga penutupan kemarin, makaharga teoritis saham BBHI akan berada di level Rp 5.462 setelah RI. Selanjutnya total saham beredar BBHI juga akan bertambah menjadi 21,74 miliar dengan ekuitas mencapai Rp 6,08 triliun. Maka nilai BVPS (book value per share) BBHI akan ikut naik menjadi Rp 280/unit, dari semula Rp 109/unit (ekuitas lama 1,28 T, saham beredar 11,68 M).

Alhasil dengan asumsi tersebut, price to book value (PBV) BBHI setelah RI akan menjadi 19,5 kali.

Sementara itu, apabila pada perdagangan hari ini saham BBHI mampu menembus bata auto rejection atas (ARA) ke level Rp 12.187 sekalipun, nilai harga teoritisnya akan berada di angka Rp 6.773, yang berarti PBV berada di angka 21,19 kali.

Angka ini masih lebih kecil dari PBV Bank Aladin Syariah (BANK) dan Bank Jago (ARTO) yang pada penutupan perdagangan kemarin, PBV masing-masing berada di angka 28,86 dan 31,60 kali.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan kuartal III tahun lalu, laba bersih Allo Bank tercatat meningkat 77,16% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 85,73 miliar, dari laba bersih periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 48,39 miliar.

Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 98,56% secara yoy dari Rp 123,76 miliar pada 30 September 2020 menjadi Rp 245,73 miliar pada akhir September 2021.


(fsd/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi Sulit, Begini Cara Bank Digital Gaet Nasabah Baru 2025