Kontrak Baru Tumbuh, Prospek Saham Konstruksi Masih Menarik?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 January 2022 16:35
PT Waskita Toll Road (WTR). (Dok. Waskita Toll Road)
Foto: Tol PT Waskita Toll Road (WTR). (Dok. Waskita Toll Road)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN Karya menargetkan pertumbuhan kontrak baru di tahun ini lebih tinggi seiring dengan mulai pulihnya perekonomian dan kelanjutan pembangunan proyek strategis nasional.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) misalnya, menargetkan perolehan kontrak baru tahun ini senilai Rp 30 triliun, naik 20% sampai dengan 25% dari tahun sebelumnya.

Selanjutnya, PT PP Tbk (PTPP), juga membidik perolehan kontrak baru di tahun ini senilai Rp 31 triliun, naik 26% dari target kontrak baru di tahun 2021. PT Waskita Karya Tbk (WSKT), menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 25 triliun sampai dengan Rp 30 triliun.

Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono menyatakan, perusahaan akan terus berkomitmen untuk meningkatkan capaian nilai kontrak baru baik di dalam negeri maupun di luar negeri. "Kami optimistis dapat membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 25 triliun hingga Rp30 triliun di tahun 2022 ini," kata Destiawan, dalam keterangan resmi, Kamis (6/1/2022).

Perolehan kontrak ini akan didukung oleh kondisi likuiditas perseroan yang jauh lebih baik serta dukungan dari Pemerintah berupa fasilitas pinjaman sindikasi Bank Himbara dengan penjaminan pemerintah, penerbitan obligasi/sukuk dan aksi korporasi rights issue.

Lantas, bagaimana prospek saham konstruksi di tahun 2022?

Menurut riset Mirae Asset Sekuritas, pasar konstruksi domestik dapat tumbuh, didukung oleh proyek-proyek infrastruktur pemerintah di berbagai sektor, terutama di sektor transportasi.

Pemerintah memandang bahwa BUMN Karya memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan di sektor realty, energi (infrastruktur kelistrikan dan migas), dan sektor industri (smelter dan manufaktur).

"Pemerintah mengharapkan sektor konstruksi dapat pulih secara bertahap didukung oleh banyaknya pembangunan infrastruktur, yang dibiayai oleh investasi pemerintah dan swasta," tulis analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael dalam riset, Kamis (6/1/2022).

Untuk menggenjot investasi swasta, pemerintah bermaksud merampingkan birokrasi untuk proyek infrastruktur yang dibiayai swasta.

Selain itu, pemerintah memiliki 4 inisiatif untuk meningkatkan kinerja keuangan BUMN Karya antara lain dengan spesialisasi pada keahlian masing-masing BUMN Karya. Kedua, pengembangan financial dashboard. Ketiga, penyempurnaan kebijakan keuangan & tata kelola; dan penguatan kompetensi inti.

"Kami optimis dengan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan kinerja keuangan BUMN Karya serta katalis pertumbuhan terkini di sektor konstruksi, yaitu investasi infrastruktur oleh INA, pembangunan ibu kota baru, dan arus masuk investasi dari tax amnesty jilid 2, yang seharusnya membawa sentimen positif ke sektor ini, terutama di 1H22," tulis Mirae.

Mirae juga mempertahankan rekomendasi overweight kami di sektor ini. Sejauh ini Waskita menjadi top pick Mirae. "Ini akan menjadi contoh utama dari inisiatif strategis pemerintah dalam penguatan dan transformasi kontraktor BUMN," tulis Mirae Asset.


(sys/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PTPP Bidik Kontrak Baru Rp 31 Triliun pada Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular