Saat Ekosistem Giant Ramai Masuk ke Allo Bank, Siapa Saja?

Market - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
06 January 2022 09:06
INFOGRAFIS, Ekosistem Raksasa Pemilik Saham Allo Bank Pasca HMETD Foto: Infografis/ Ekosistem Raksasa Pemilik Saham Allo Bank Pasca HMETD/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Tujuh perusahaan resmi berpartisipasi dalam aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) senilai Rp 4,80 triliun.

Adapun ketujuh perusahaan tersebut yakni CT Corp, Grup Salim, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Carro, Traveloka, dan Growtheum Capital Partners.

Menurut rilis pers Bank Allo, tujuan dari kerja sama tersebut adalah untuk mengakselerasi ekspansi layanan penyaluran kredit di Indonesia.

Bank Allo sendiri merupakan bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung yang menawarkan sejumlah layanan rekening pribadi, bisnis, hingga joint account (rekening bersama), termasuk PayLater, InstantCash, tabungan, dan deposito, e-wallet, top up, hingga layanan pembayaran dan transfer dana.

Dengan masuknya enam perusahaan ini, diharapkan modal inti Bank Allo meningkat menjadi lebih dari Rp 6 triliun dan menjadikan Allo salah satu bank digital dengan permodalan paling baik di Indonesia.

Lalu siapa saja 'crazy rich' dari ketujuh perusahaan tersebut. Berikut profil singkat dari ketujuh perusahaan yang turut berpartisipasi dalam aksi korporasi Allo Bank.

1. CT Corp

CT Corp merupakan grup usaha milik Chairul Tanjung yang berfokus pada layanan konsumen yang terintegrasi lewat CT Corp. CT Corp bergerak di bidang layanan keuangan, media, ritel, hiburan, hingga gaya hidup.

Grup CT Corp mengoperasikan sejumlah stasiun televisi utama Tanah Air, perbankan, perusahaan asuransi, media digital, hotel, taman hiburan, mal, agen travel, sampai bisnis ritel dan fashion.

Di layanan keuangan, misalnya, selain Bank Allo yang pada tahun lalu resmi diakuisisi Mega Corpora, Grup CT Corp juga memiliki PT Bank Mega Tbk (MEGA) sampai Mega Insurance. Bank Mega sendiri diakuisisi CT Corp pada 1996 (sebelumnya bernama Bank Karman).

Menurut data resmi perusahaan, saat ini terdapat lebih dari 14.000 jaringan keuangan milik CT Corp, dengan 60 juta transaksi ritel tahunan, dan 1 juta pengunjung ritel.

Perusahaan yang sudah 37 tahun berkecimpung di dunia bisnis Tanah Air ini saat ini hadir di 56 kota dan 24 provinsi di Indonesia, dengan 2.000 outlet, dan 100.000 karyawan.

2. Grup Salim

Grup Salim dikenal sebagai salah satu konglomerat terbesar di Indonesia yang merentang dari bisnis ritel, perbankan, otomotif, barang konsumen, perkebunan, sampai infrastruktur digital teknologi yang sedang berkembang dan platform bisnis digital.

Grup Salim adalah pemilik perusahaan produsen mie instan brand Indomie dan berbagai produk makanan dan minuman, yakni duo Indofood, dengan induk usahanya yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Selain itu, Grup yang didirikan oleh Sudono Salim tersebut juga masuk ke industri kelapa sawit lewat PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Di industri otomotif, Salim masuk lewat PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS). Indomobil adalah distributor merek mobil terkenal, seperti Suzuki, KIA, Audi, hingga Jaguar.

Tidak hanya itu, Grup yang sekarang dinakhodai Anthoni Salim itu memiliki bank bernama PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) yang dibeli pada 2017 silam.

Kemudian, di bisnis ritel, Grup Salim memiliki PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), pemilik gerai Indomaret.

Menurut website Indomaret, saat ini Indomaret memiliki gerai mencapai lebih dari 19.446 gerai. Sebagian besar pasokan barang dagangan untuk seluruh gerai berasal dari 22 pusat distribusi Indomaret yang menyediakan lebih dari 5.000 jenis produk.

3. Bukalapak

PT Bukalapak.com (BUKA), yang sukses menggalang dana bernilai jumbo Rp 21,90 triliun dalam penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021, adalah perusahaan teknologi yang didirikan pada 2010.

Berawal dari marketplace, saat ini Bukalapak juga memiliki lini bisnis O2O dengan brand Mitra Bukalapak, logistik dengan nama Bukasend, hingga keuangan dengan nama Bukatabungan.

Bukalapak saat ini melayani lebih dari 6,7 juta penjual online, 10,4 juta Mitra Bukalapak dan 100 juta pengguna.

Bukalapak sendiri ditopang oleh sejumlah investor raksasa, salah satunya yakni Grup Emtek (PT Elang Mahkota Teknologi Tbk/EMTK, lewat PT Kreatif Media Karya/KMK Online) menggenggam 23,93% saham Bukalapak.

Selain Grup Emtek, sejumlah investor institusi lainnya, mencakup Shinhan dari Korea Selatan, Mirae Asset-Naver Asia Growth Investment Pte. Ltd, Mandiri Capital, dan StandChart (Stardard Chartered).

4. Grab

Kemudian, Grab, yang didirikan pada 2012, adalah super-app terkemuka dengan layanan jasa transportasi online, layanan keuangan digital, sampai layanan pesan antar makanan. Grab saat ini melayani jutaan pelanggan melintasi 465 kota di 8 negara di kawasan Asia Tenggara.

Selain di Indonesia, Grab juga hadir di Kamboja, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, hingga Vietnam.

Pada April 2021, Grab Holdings Inc. (Grab) resmi menjadi pemegang saham EMTK alias Grup Emtek. Salah satu raksasa penyedia jasa ride-hailing di Asia Tenggara tersebut membeli 4,6% saham Emtek lewat H Holding Inc.

Sebagaimana diketahui, Grup Emtek bergerak di industri media sampai IT solutions.

5. Carro

CARRO adalah salah satu platform jual beli mobil bekas terbesar di Asia Tenggara. CARRO menjual berbagai merek mobil seperti Toyota, Nissan, Honda, Volkswagen, Audi, Mercedes Benz dan BMW.

Mengutip data di website resmi CARRO, saat ini lebih dari 9.800 transaksi jual beli mobil berhasil tercatat di CARRO, dengan nilai transaksi Rp 3,83 triliun.

CARRO juga telah memperoleh pendanaan US$ 500 juta dari Softbank Vision Fund dan sejumlah fund asing. Saat ini, CARRO memiliki 200 karyawan di seluruh Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura.

6. Traveloka

Traveloka, salah satu lifestyle super-app terkemuka di Asia Tenggara, menawarkan sejumlah layanan kepada pengguna, seperti produk perjalanan, hotel, layanan lokal, dan layanan keuangan.

Portofolio produk Traveloka yang komprehensif mencakup layanan pemesanan transportasi seperti tiket pesawat, bus, kereta api, sewa mobil, antar-jemput bandara, serta akses ke inventaris akomodasi terbesar di Asia Tenggara, termasuk hotel, apartemen, homestay, resort, dan vila.

Traveloka juga merupakan pemain kunci dalam kategori layanan lokal, yang menawarkan reservasi untuk berbagai tempat wisata lokal, aktivitas, klinik kesehatan dan kecantikan, wisata kuliner, serta layanan pesan-antar makanan.

Traveloka menyediakan layanan pelanggan 24/7 dalam bahasa lokal serta lebih dari 40 metode pembayaran lokal yang berbeda. Lifestyle super-app Traveloka telah diunduh lebih dari 60 juta kali, menjadikannya aplikasi travel dan lifestyle booking terpopuler di kawasan Asia Tenggara.

7. Growtheum Capital

Tidak ketinggalan, selain nama-nama di atas, Bank Allo juga akan didukung Growtheum Capital Partners, sebuah perusahaan private equity yang berfokus pada investasi di kawasan Asia Tenggara.

INFOGRAFIS, Ekosistem Raksasa Pemilik Saham Allo Bank Pasca HMETDFoto: Infografis/ Ekosistem Raksasa Pemilik Saham Allo Bank Pasca HMETD/ Edward Ricardo
INFOGRAFIS, Ekosistem Raksasa Pemilik Saham Allo Bank Pasca HMETD

[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

4 Unicorn Masuk ke Allo Bank Indonesia


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading