
IHSG Loyo, Tapi Asing Borong 5 Saham Bank Big Cap

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (5/1/2022), di tengah kecemasan seputar pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS) yang membuat saham teknologi di Asia dan AS mengalami koreksi dalam serta naiknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 0,49% ke level 6.662,299. Indeks sempat diperdagangkan di zona hijau pada awal perdagangan sesi I hari ini. Namun sekitar pukul 10:00 WIB, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah hingga penutupan perdagangan hari ini.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi IHSG pada hari ini melonjak menjadi Rp 23 triliun. Sebanyak 174 saham terapresiasi, 369 saham terdepresiasi, dan 138 saham flat. Investor asing masih melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 836 miliar di pasar reguler.
Asing tercatat memburu enam saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) di atas Rp 100 triliun, di mana lima diantaranya merupakan saham perbankan.
Adapun lima saham perbankan tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Selain itu, asing juga memburu saham big cap emiten teknologi dan media, yakni saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Berikut saham-saham yang diburu oleh investor asing pada hari ini.
![]() |
Sementara itu dari penjualan bersih, asing tercatat melepas dua saham big cap di atas Rp 100 triliun, yakni saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan saham PT Astra International Tbk (ASII).
Selain itu, asing juga melepas saham e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), saham emiten produsen semen bermerek Semen Gresik yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), saham emiten transmisi dan distribusi gas alam negara yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan saham emiten media MNC Group yakni PT MNC Studio International Tbk (MSIN).
Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:
![]() |
Investor cenderung merealisasikan keuntungannya pada hari ini, setelah beberapa hari terakhir IHSG ditutup di zona hijau.
Koreksi IHSG juga terjadi di tengah pergerakan bursa Asia yang mayoritas melemah, di mana indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China memimpin pelemahan bursa Asia hari ini. Hang Seng dan Shanghai ambles hingga lebih dari 1%.
Sentimen negatif yang membayangi pasar terutama muncul dari Amerika Serikat (AS) di mana aroma pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) semakin kuat sehingga membuat kinerja Wall Street cenderung tertekan.
Alhasil, potensi diperketatnya kebijakan moneter dari The Fed dalam waktu dekat membuat saham-saham teknologi di AS dan Asia berjatuhan pada hari ini.
Selain terpengaruh ke saham-saham teknologi, potensi sikap The Fed yang lebih hawkish juga sempat membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam (Treasury) bertenor 10 tahun naik hingga menyentuh kisaran level 1,7%.
Pasar juga memantau perkembangan seputar pandemi virus Covid-19, di mana varian terbaru virus tersebut, yakni Omicron, dilaporkan bercampur dengan virus Delta (menjadi delmicron) dan bahkan virus flu biasa.
Akibatnya, pelaku pasar dunia kembali waswas, terutama di tengah meningginya kasus positif harian di berbagai negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT