Gokil! Warren Buffett Cuan Gede Rp 1.720 T dari Apple

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
05 January 2022 15:15
Gates dan Buffett/Nati Harnik/AP Images
Foto: Gates dan Buffett/Nati Harnik/AP Images

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kondang Warren Buffett ikut ketiban berkah dari melonjaknya kapitalisasi pasar (market cap) saham produsen smartphone Apple Inc yang sempat menyentuh rekor US$ 3 triliun (Rp 43 ribu triliun) pada Senin lalu (3/1/2022) waktu New York, Amerika Serikat (AS).

Melansir CNBC International, rekor tersebut dipecahkan Apple ketika harga sahamnya mencapai US$ 182,86, pada perdagangan intraday Senin (3/1) dan menjadi perusahaan Amerika Serikat pertama yang mampu menembus batas valuasi tersebut.

Seiring dengan melambungnya market cap saham Apple, Warren Buffett berhasil mendapatkan keuntungan potensial hingga lebih dari US$ 120 miliar atau setara dengan Rp 1.720 triliun (asumsi kurs Rp 14.335/US$).

Sebagaimana diketahui, Buffett, lewat kendaraan investasinya Berkshire Hathaway, mulai membeli saham Apple pada 2016 dan 2018 hingga akhirnya menguasai 5% kepemilikan produsen iPhone tersebut. Adapun kocek yang harus dirogoh Berkshire kala itu sebesar US$ 36 miliar (Rp 516,06 triliun).

Saat ini, nilai investasi Buffett di Apple bernilai US$ 160 miliar di tengah reli saham perusahaan yang dulu sempat dinakhodai Steve Jobs tersebut.

"Tanpa diragukan lagi, ini adalah salah satu investasi terkuat yang dilakukan Berkshire dalam dekade terakhir," kata James Shanahan, analis Berkshire di institusi finansial Edward Jones kepada CNBC International.

Selain melambungnya harga saham Apple, hal tersebut juga menjadi taruhan yang menguntungkan bagi Berkshire karena besarnya nilai dividen yang dibagikan. Berkshire telah menikmati dividen reguler dari perusahaan berlogo apel 'kroak' tersebut, rata-rata sekitar US$ 775 juta (Rp 11,11 triliun) per tahun.

Keengganan Buffett terhadap saham teknologi tinggi telah seringkali dibahas.

Sekitar 1998, mengutip Wired.com, misalnya, Buffett mengatakan, kendati ia mengagumi Bill Gates sang pendiri Microsoft, ia tidak mau menaruh duitnya ke saham perusahaan Gates.

"Saya telah menjadi pengagum Bill Gates tapi saya minta maaf saya tidak bisa menaruh uang saya di [perusahaannya]," kata Buffett kepada pemegang saham Berkshire Hathaway pada pertemuan tahunan mereka 1998.

"Saya tidak tahu seperti apa dunia itu dalam 10 tahun mendatang. Teknologi hanyalah sesuatu yang tidak kami pahami, jadi kami tidak berinvestasi di dalamnya," imbuh Buffett.

Namun, sang "Oracle of Omaha" mulai melunak ke sektor ini dalam dekade terakhir dengan bantuan dari deputi investasinya Todd Combs dan Ted Weschler.

Saham Apple yang dimiliki Berkshire sekarang menghasilkan lebih dari 40% dari portofolio ekuitas perusahaan, menurut perhitungan InsiderScore.com. Berkshire adalah salah satu pemegang saham terbesar Apple, di luar penyedia indeks dan exchange-traded fund (ETF) di bursa AS.

Sang investor miliarder itu menyebut saham Apple milik Berkshire sebagai "bisnis terbesar ketiga", setelah perusahaan asuransi dan kereta apinya.

Buffett sebelumnya mengatakan iPhone adalah produk "lengket" alias sticky, yang mampu menjaga orang-orang tetap berada dalam ekosistem perusahaan.

"Ini mungkin bisnis terbaik yang saya tahu di dunia," kata Buffett dalam wawancara CNBC Internasional pada Februari 2020.

Pria 91 tahun tersebut melanjutkan, "Saya tidak menganggap Apple sebagai saham. Saya menganggapnya sebagai bisnis ketiga kami."

Asal tahu saja, sejak 2018, Berkshire telah memangkas sedikit saham Apple-nya yang membuat konglomerat tersebut mengantongi US$ 11 miliar pada tahun 2020.

Namun, karena program pembelian kembali Apple, yang menyusutkan jumlah saham beredarnya, keseluruhan saham Berkshire di perusahaan teknologi itu sebenarnya menjadi lebih besar.

"Investasi Berkshire di Apple dengan jelas menggambarkan kekuatan pembelian kembali," kata Berkshire dalam laporan tahunan 2020.

"Meskipun ada penjualan [pada tahun 2020] - voila! - Berkshire sekarang memiliki 5,4% dari Apple. Peningkatan itu cuma-cuma bagi kami, terjadi karena Apple terus membeli kembali sahamnya, sehingga secara substansial menyusutkan jumlah yang beredar sekarang."

Asal tahu saja, selain Apple, Berkshire juga menggenggam saham Bank of America, The Coca-Cola Company (Coca-Cola), American Express, hingga Kraft Heinz.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Warren Buffett Menangi Taruhan Jutaan Dolar Lawan Bandar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular