Dow Jones Cetak Rekor Lagi, IHSG Bakal Ikutan Hari ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 January 2022 07:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses melanjutkan tren positif di awal tahun 2022. Selasa kemarin, IHSG kembali menguat dan mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.

Bursa kebanggaan Tanah Air ditutup menguat 0,45% ke level 6.695,37. Dari level tersebut ke rekor tertinggi sepanjang masa 6754,464 yang dicapai 22 November lalu, IHSG kini berjarak 0,88%, sehingga ada peluang ditembus pada perdagangan hari ini, Rabu (5/1).

Namun, perlu usaha yang cukup besar untuk memecahkan rekor tertinggi tersebut, sebab bursa saham Amerika Serikat (AS) kemarin berakhir variatif. Indeks Dow Jones sukses memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa lagi, tetapi S&P 500 turun, dan Nasdaq jeblok.

Selain itu, kenaikan tajam IHSG dalam dua hari terakhir, dan posisinya di dekat rekor tertinggi, tentunya rentan diterpa aksi profit taking.

Secara teknikal, penguatan tajam di awal pekan membuat IHSG sukses menembus rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), di kisaran 6.600 hingga 6.615 yang merupakan resisten kuat masih menahan kenaikan IHSG di pekan terakhir 2021.

IHSG kemarin juga sudah melewati 6.690 yang menjadi resisten terdekat. Level tersebut juga merupakan ekor (tail) pola Shooting Star yang terbentuk pada 13 Desember 2020 lalu.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Penembusan konsisten ke atas level tersebut akan memberikan tenaga bagi IHSG untuk menguat menuju 6.750, yang merupakan tail pola Shooting Star yang muncul pada Kamis (25/11).

Pola Shooting Star merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Sehingga kemampuan melewati tail akan menghilangkan tekanan, dan IHSG akan semakin dekat menjebol rekor tertinggi sepanjang masa.

Meski demikian, indikator Stochastic kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) pada grafik 1 jam, sehingga ada risiko koreksi.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran 6.670, jika dilewati IHSG berisiko turun ke 6.650, sebelum menuju MA 50.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Makin Besar, IHSG Berisiko Makin Turun di Sesi 2

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular