
Berjamaah Para Taipan jadi Pemodal Bank Digital, Ada Apa?

Anthoni Salim kuasai BINA dan Masuk ke Allo Bank
Konglomerasi Grup Salim adalah pemilik gurita bisnis di berbagai sektor mulai dari sektor konsumer, jasa keuangan, perkebunan hingga teknologi, dengan lebih dari 10 emiten tercatat melantai di bursa termasuk Indofood, induk Indomaret dan duo emiten sawit LSIP-SIMP.
Tahun lalu kekayaan pendiri Grup Salim mencapai US$ 8,5 (Rp 121,97 triliun) meningkat 44% dari tahun sebelumnya karena investasinya pada saham-saham yang sedang naik daun seperti Emtek dan operator pusat data DCI Indonesia (DCII) yang sempat melonjak 14.000%.
Kini, Salim yang sebenarnya juga memiliki Bank Ina Perdana (BINA) - sahamnya mampu tumbuh lebih dari 500% tahun ini - ikut menambah portofolio bank digital dengan ikut masuk ke Allo Bank melalui skema right issue.
Grup Lippo punya Bank Nobu
Lippo Group milik keluarga Mochtar Riady masuk ke semula masuk ke sektor fintech lewat OVO, sebelumnya akhirnya melepas kepada Grab Holdings. Alhasil pasca dilego oleh Tokopedia dan grup, kini sebanyak 90 % saham OVO dikuasai Grab Holdings.
Meski telah melepas OVO, Grup Lippo masih memiliki emiten PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) yang sempat dirumorkan didekati oleh perusahaan asuransi raksasa China Ping An.
Grup Lippo sendiri melalui anak usaha Multipolar (MLPL) dan Multipolar Teknologi (MLPT) secara agresif berinvestasi di beragam perusahaan rintisan RI, termasuk ruangguru.
Hary Tanoesoedibjo punya Bank MNC Internasional
Harry Tanoe masuk ke industri perbankan digital melalui anak usahanya Bank MNC Internasional (BABP). Ekspansi digital sebenarnya tidak hanya dilakukan lewat lengan finansial Grup MNC, melainkan juga lewat konten digital milik PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), yang semula diharapkan dapat mengirim anak usahanya untuk melantai di Wall Street lewat skema SPAC.
Terkait gagalnya rencana tersebut, manajemen PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) milik taipan Hary Tanoesoedibjo menjelaskan duduk perkara batalnya rencana transaksi merger anak usahanya PT Asia Vision Network (AVN) dengan Malacca Straits Acquisition Company Limited (MLAC).
Perusahaan menjelaskan bahwa timing kurang tepat menjadi alasan utama karena SPAC telah overcrowded, termasuk berakibat pada harga saham MLAC yang tetap berada di bawah nilai nominal US$ 10/saham.
Jerry Ng Kuasai Bank ARTO
Meski masih sering diberi label bank mini, perusahaan perbankan yang kini dikendalikan oleh duet Patrick Walujo dan Jerry Ng ini saat ini memiliki kapitalisasi pasar yang lebih besar dari Bank BNI yang memiliki kantor cabang dan mesin ATM dengan area operasi tersebar hingga pelosok negeri.
Bank Jago merupakan salah satu pelopor awal boomingnya perbankan digital di Tanah Air. Terbaru, perusahaan yang juga dikuasai oleh GIC Singapura dan Gopay mengungkapkan kolaborasi dengan ekosistem Grup GoTo.
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]
