Kemarin Jeblok Hari Ini Ngegas, Ada Apa Dolar Singapura?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 04/01/2022 14:45 WIB
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat tajam melawan rupiah pada Selasa (4/1) setelah jeblok pada perdagangan perdana di 2022, awal pekan kemarin. Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang diperkirakan akan mengetatkan kebijakan meneternya beberapa bulan ke depan membuat dolar Australia menguat.

Pada pukul 14:28 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.561,82, dolar Singapura menguat 0,26% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penguatan tersebut membalikkan pelemahan 0,24% kemarin.

Untuk dolar Singapura persentase penguatan/penurunan tersebut terbilang cukup besar, sebab rentang pergerakannya sering kali sempit.


Kemarin, sentimen pelaku pasar yang cukup bagus mampu membuat rupiah menaklukan dolar Singapura. Sebagai mata uang emerging market dengan imbal hasil tinggi, rupiah akan lebih diminati saat sentimen pelaku pasar membaik.

Sementara pada hari ini, dolar Singapura didukung ekspektasi pengetatan moneter di bulan April, apalagi setelah rilis data pertumbuhan ekonomi Singapura yang berada di level tertinggi dalam satu dekade terakhir.

"Kami memperkirakan kebijakan moneter dan fiskal akan diketatkan lebih lanjut di tahun ini," kata Sung Eun Jung dari Oxford Economics, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (4/1).

Pada pertengahan Oktober lalu, MAS sudah mengetatkan kebijakan moneternya. Kebijakan yang cukup mengejutkan dan membuat dolar Singapura memangkas pelemahan melawan rupiah.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.

Pada 14 Oktober lalu MAS menaikkan kemiringan (slope) S$NEER dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara lebar (width) dan titik tengah (centre) masih tetap.

Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.

Sementara itu Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura kemarin melaporkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV-2021 dilaporkan tumbuh sekitar 5,9% year-on-year (yoy).
Mengutip CNBC International, angka ini di atas perkiraan para analis yang memprediksi pertumbuhan 5,4%.

"Produk domestik bruto (PDB) tumbuh 5,9% pada Oktober-Desember pada basis tahun-ke-tahun," ujar lembaga resmi itu. Secara kuartalan, ekonomi negara itu tumbuh hingga 2,6%.

Sementara itu, untuk keseluruhan tahun 2021, ekonomi Singapura tumbuh 7,2%. Pertumbuhan ini merupakan kenaikan tercepat sejak tahun 2010.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor