IHSG Berjarak 0,5% dari Rekor ATH, Bisa Jebol di Sesi 2?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 January 2022 13:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melesat pada perdagangan Selasa (4/1), melanjutkan kenaikan tajam di perdagangan perdana 2022 kemarin. Pada sesi I IHSG mampu mencatat penguatan 0,4% ke Rp 6.692,278.

Nilai transaksi di sesi I mencapai Rp 6,4 triliun, dengan 254 saham menguat, 243 saham melemah, dan 169 saham stagnan. Investor asing pun kembali mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 63 miliar di pasar reguler.

Di awal perdagangan IHSG bahkan sempat menguat 0,83% ke 6.720,657. Dari level tersebut ke rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) 6754,464 yang dicapai pada 22 November 2021, IHSG hanya berjarak 0,5% saja. Sehingga meski tidak besar, peluang untuk menjebol rekor tersebut masih terbuka.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau yang disebut Wall Street melanjutkan Santa Claus Rally pada perdagangan Senin waktu setempat memberikan sentimen positif ke pasar Asia hari ini, termasuk IHSG.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, sementara Nasdaq melesat 1,2%.

Santa Rally merupakan momen spesifik, di aman ada kecenderungan Wall Street akan mengalami kenaikan di 5 hari terakhir perdagangan setiap tahunnya, dan berlanjut di 2 hari pertama tahun yang baru.

Artinya, Santa Rally di Amerika Serikat akan dimulai Senin (27/12) kemarin, dan berakhir pada 4 Januari 2022.

Secara teknikal, penguatan tajam kemarin membuat IHSG sukses menembus rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), di kisaran 6.600 hingga 6.615 yang merupakan resisten kuat masih menahan kenaikan IHSG di pekan terakhir 2021. Dalam 3 hari perdagangan terakhir pekan lalu, IHSG selalu gagal mengakhiri perdagangan di atasnya.

IHSG hari ini juga sudah melewati 6.690 yang menjadi resisten terdekat. Level tersebut juga merupakan ekor (tail) pola Shooting Star yang terbentuk pada 13 Desember 2020 lalu.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Penembusan konsisten ke atas level tersebut akan memberikan tenaga bagi IHSG untuk menguat menuju 6.750, yang merupakan tail pola Shooting Star yang muncul pada Kamis (25/11).

Pola Shooting Star merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Sehingga kemampuan melewati tail akan menghilangkan tekanan, dan IHSG akan semakin dekat menjebol rekor tertinggi sepanjang masa.

Meski demikian, indikator Stochastic kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) pada grafik 1 jam, sehingga ada risiko koreksi.

jkseGrafik: IHSg 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran 6.670, jika dilewati IHSG berisiko turun ke 6.650, sebelum menuju MA 50.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular