Ada Larangan Ekspor, Saham Emiten Batu Bara Ambrol Berjamaah

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
03 January 2022 09:43
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham batu bara melemah pada awal perdagangan hari pertama 2022, Senin (3/12/2021), di tengah adanya kabar soal pemerintah yang menutup keran ekspor batu bara selama sebulan.

Berikut pelemahan saham batu bara berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.28 WIB.

  1. Indo Tambangraya Megah (ITMG), saham -4,04%, ke Rp 19.575/saham

  2. Delta Dunia Makmur (DOID), -3,79%, ke Rp 254/saham

  3. Indika Energy (INDY), -3,56%, ke Rp 1.490/saham

  4. ABM Investama (ABMM), -3,17%, ke Rp 1.375/saham

  5. Bumi Resources (BUMI), -2,99%, ke Rp 65/saham

  6. Bukit Asam (PTBA), -2,95%, ke Rp 2.630/saham

  7. Mitrabara Adiperdana (MBAP), -1,94%, ke Rp 3.530/saham

  8. Prima Andalan Mandiri (MCOL), -1,89%, ke Rp 3.630/saham

  9. United Tractors (UNTR), -1,13%, ke Rp 21.900/saham

  10. Bayan Resources (BYAN), -1,02%, ke Rp 26.725/saham

Menurut data di atas, saham ITMG menjadi yang paling ambles, yakni mencapai 4,04% ke Rp 19.575/saham. Pada dua hari terakhir 2021, ITMG juga berturut-turut turun di rentang 1,17%-3,43%.

Saham DOID juga merosot 3,79% ke Rp 254/saham, setelah pada 29-30 Desember 2021 secara berturut-turut melemah 2,19% dan 1,49%.

Setali tiga uang, saham INDY dan ABMM juga masing-masing terdepresiasi 3,56% dan 3,17% pagi ini.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) mengeluarkan surat dengan Nomor B-1605/MB.05/DJB.B/2021 yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2021, melarang perusahaan pertambangan batu bara untuk melakukan kegiatan ekspor batu bara dari 1 Januari 2022 sampai 31 Januari 2022

Adapun keputusan surat itu langsung ditujukan kepada pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi, dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) serta perusahaan pemegang izin pengangkutan dan penjualan batu bara.

Dalam surat yang diterima CNBC Indonesia, yang diteken oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan DJamaluddin menyampaikan, sehubungan dengan surat Direktur Utama PT PLN (Persero) tanggal 31 Desember 2021 perihal krisis pasokan batu bara untuk PLTU PLN dan Independent Power Producer (IPP), yang pada pokoknya menyampaikan kondisi pasokan batu bara saat ini kritis dan ketersediaan batu bara sangat rendah.

Dengan kondisi pasokan batu bara yang rendah, maka akan mengganggu operasional PLTU yang berdampak pada sistem kelistrikan nasional.

Sementara, pada akhir pekan lalu di 2021, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 151,75/troy ons. Turun 0,15% dibandingkan sehari sebelumnya.

Dengan demikian, harga batu bara membukukan kenaikan 85,63% sepanjang 2021. Ini menjadi kenaikan harga tahunan tertinggi sejak 2016.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 16 Saham Batu Bara Perkasa, Juaranya Tak Terduga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular