
Meledak! Investor Pasar Modal RI Nyaris 7,5 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pasar modal Indonesia seperti mendapat durian runtuh selama pandemi covid-19 berlangsung. Situasi ini justru menjadi momentum penambahan jumlah investor di pasar modal.
Dua tahun sebelumnya, sekitar awal 2017 jumlah investor pasar modal di Indonesia tercatat hanya 1 juta investor. Namun di akhir 2021, jumlah tersebut meningkat hampir 4 kali lipat.
Ini menjadi catatan tersendiri bagi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso menyaksikan pesatnya pertumbuhan investor di pasar modal Tanah Air di tahun 2021.
Sampai dengan 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7 persen menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020.
"Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017," kata Wimboh, dalam seremoni penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis (30/12/2021).
Menariknya, pertumbuhan investor pasar modal didominasi oleh kalangan milenial atau yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 59,81%.
Wimboh menyebut, peningkatan jumlah investor pasar modal tidak terlepas dari upaya BEI dan OJK yang gencar melakukan sosialisasi, edukasi, dan literasi kepada masyarakat.
Selain dari sisi pertumbuhan investor, dari sisi indikator pasar modal lainnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini menempus rekor tertinggi pada 22 November 2021 tepatnya di level 6.723,39.
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian di BEI naik lebih dari 46% menjadi Rp 13,51 triliun dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 9,2 triliun.
Sampai dengan 10 Desember terdapat 51 emiten baru yang melantai di BEI dengan perolehan dana yang dihimpun sebesar Rp 62,18 triliun.
Wimboh juga menyebut, total penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Tercatat, total nilai emisi efek per 10 Desember 2021 di BEI mencapai Rp 338,11 triliun, meningkay 184,84% dari posisi akhir Desember sebesar Rp 118,7 triliun.
Menyimak perkembangan tersebut, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis jumlah investor pasar modal akan terus bertumbuh. Tahun depan, BEI menargetkan sebanyak 10 juta Single Investor Identification (SID).
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengungkapkan, pertumbuhan investor, terutama saham pada tahun ini tercatat naik 103%. Kondisi ini berbeda dari periode 6 hingga 7 tahun lalu di mana investor saham tidak lebih dari 300 ribu investor.
"Dari sisi demand side, investor kita sampai hari ini tumbuh 103 persen, tentunya kita upayakan, tapi memang kalau dari persentase agak berat, tapi kita tetap upayakan. Dari sisi absolut kita bisa meningkat dari tahun yang sekarang, 10 juta lebih, mudah-mudahan bisa tercapai," kata Inarno, dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2021, Kamis (30/12/2021).
Inarno menyebut, saat ini total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7 persen menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020. Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017.
Secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada tahun 2021 ditopang oleh kalangan Milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen-Z (kelahiran 1997 - 2012) atau rentang usia ≤ 40 tahun sebesar 88 persen dari total investor ritel baru (per November 2021).
Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2 persen dari tahun sebelumnya sebesar 48,4 persen.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasang Kuda-kuda! IHSG Siap Tembus Level 7.000 di Sesi 2
