Kena Profit Taking, IHSG Berbahaya Longsor Sesi 2
Jakarta, CNBC Indonesia - Akibat adanya aksi profit taking, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semula bergerak di zona hijau langsung balik arah dan ditutup dengan pelemahan.
Saat sesi I perdagangan Rabu (29/12/2021) berakhir, IHSG ditutup terkoreksi 0,12% ke level 6.590,63. Saat pembukaan IHSG menguat 0,08% di 6.603,76.
Kemudian IHSG sempat menguat lebih dari 0,3% dan menyentuh level tertingginya di 6.621,58. Setelah itu indeks berbalik arah dan sempat menyentuh level terendahnya di 6.585,40.
Perdagangan cenderung sepi untuk hari ini. Hal itu terlihat dari nilai transaksi yang baru mencapai Rp 4,87 triliun. Biasanya rata-rata nilai transaksi di sesi I mencapai Rp 6 triliun.
Asing pun ikut melakukan aksi jual saham dengan net sell sebesar Rp 116,2 miliar di pasar reguler. Sebanyak 187 saham menguat, 319 saam melemah dan 159 stagnan.
IHSG memang sukses mencatatkan penguatan 4 hari beruntun dengan gain lebih dari 1%, sehingga wajar jika investor mau merealisasikan cuannya apalagi jelang akhir tahun seperti ini.
Namun sejatinya sentimen sedang cukup positif. Kabar baik bagi pasar finansial global datang dari Afrika Selatan (Afsel). Hasil studi terbaru menunjukkan orang-orang yang terinfeksi Omicron, terutama yang sudah divaksin memiliki, akan memiliki imun yang lebih kuat dalam menghadapi varian Delta.
Reutersmelaporkan, riset tersebut baru dilakukan terhadap sekelompok kecil, hanya 33 orang yang sudah divaksin dan belum. Hasilnya, netralisasi virus Omicron meningkat 14 kali lipat selama 14 hari setelah terinfeksi, dan netralisasi varian naik 4,4 kali lipat.
Hasil riset tersebut juga dikatakan konsisten dengan temuan sebelumnya yakni Omicron menggantikan varian Delta karena individu yang terinfeksi memperoleh kekebalan yang menetralisir Delta.
Penelitian tersebut memberikan harapan Omicron akan menjadi akhir dari pandemi Covid-19, apalagi jika ada riset yang lebih luas juga menunjukkan hal yang sama.
Setelah terkoreksi 0,12% di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks sudah berada di dekat level supportnya di 6.584. Sementara itu indeks harus melewati level support selanjutnya di level 6.552 untuk membentuk tren turun (bearish).
Sedangkan untuk membentuk tren naik (bullish), indeks harus melewati level psikologis 6.600 dan selanjunya di level 6.615 yang menjadi level resistennya.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 54,9 dan cenderung bergerak turun. Terlebih lagi jika melihat indikator teknikal yang lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), pola garisnya menunjukkan adanya konvergensi atau penyempitan yang menjadi tanda bahwa ada peluang terjadi crossing.
Secara teknikal IHSG masih berpeluang untuk melanjutkan koreksi di sesi II nanti. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)