'Ramalan' Harga Emas Terbaru: Nggak Ada Harapan, Lemes...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 December 2021 08:55
Ilustrasi Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Pada pukul 08:00 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia), menguat tipis 0,04% ke 96,166. Sejak akhir 2020 (year-to-date), indeks ini melesat nyaris 7%.

Keyakinan pasar terhadap arah kebijakan bank sentral AS (The Federal Reserve.The Fed) yang menuju ke ketat sepertinya kian terkonformasi. Data ekonomi Negeri Paman Sam terus positif.

Terbaru adalah indeks harga rumah. Pada Oktober 2021, indeks harga rumah di AS berada di 18,4, melesat 18,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Data ini kian memberi keyakinan bahwa laju inflasi AS semakin cepat seiring kencangnya permintaan. Jadi kemungkinan besar The Fed akan mulai menaikkan suku bunga acuan paling cepat Maret 2022, berarti sekitar tiga bulan lagi.

Kenaikan suku bunga acuan bakal menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Aset-aset berbasis dolar AS, terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi, akan menjadi buruan pelaku pasar karena menawarkan iming-iming cuan yang lebih besar.

"Tren harga emas ke depan masih akan bergerak sideways. Tren ini masih akan berlanjut sepanjang tekanan inflasi terus terjadi," kata Davis Meger, Direktur di High Ridge Futures, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular