
Rupiah Diam di Tempat Gegara Pasar 'Cautiously Optimistic'

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah bergerak fluktuatif melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (28/12). Penyebaran virus corona varian Omicron membuat pelaku pasar berhati-hati tetapi juga optimistis (cautiously optimistic) membuat rupiah berayun di zona hijau dan merah sebelum berakhir stagnan.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.210/US$. Tetapi tidak lama langsung masuk ke zona merah, melemah 0,11% ke Rp 14.240/US$.
Rupiah menghabiskan perdagangan mayoritas di zona merah sebelum berakhir stagnan di Rp 14.225/US$.
Sentimen pelaku pasar yang cukup bagus terlihat dari bursa saham AS (Wall Street) yang kembali melesat, indeks S&P 500 bahkan mencatat rekor penutupan ke 69 pada perdagangan awal pekan kemarin. Penguatan Wall Street kemudian disusul bursa saham Asia hari ini.
Wall Street masih terus menanjak meski kasus Covid-19 terus menanjak. Di Amerika Serikat sejauh ini melaporkan lebih dari 52 juta kasus infeksi baru Covid-19 menyusul penyebaran Omicron yang terkonfirmasi tidak memicu gejala parah. Ahli penyakit menular Gedung Putih Anthony Fauci memperkirakan kenaikan masih akan terus terjadi setelah pekan lalu menyentuh angka 150.000.
Meski demikian, kenaikan kasus tersebut dipercaya tidak akan menyebabkan pelambatan ekonomi, malah mempercepat berakhirnya pandemi.
"Kami tidak yakin Omicron akan mempengaruhi outlook pertumbuhan ekonomi secara signifikan, justru sepertinya akan mempercepat akhir pandemi," tutur analis JPMorgan Dubravko Lakos-Bujas, seperti dikutip CNBC International.
Meski demikian pelaku pasar masih tetap berhati-hati sebab virus Omicron menyebar dengan cepat.
Dari dalam negeri, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) varian Omicron bertambah, kali ini lewat transmisi lokal.
Dalam konferensi pers terbarunya yang disiarkan di Channel Youtube Kemenkes hari ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi COVID-19. dr. Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan perkembangan terbaru kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Sampai hari ini, terdapat 47 kasus Omicron di Indonesia. Artinya ada penambahan 1 kasus dari sebelumnya, dan kasus tersebut merupakan transmisi lokal.
"Hari Selasa, 47 kasus konfirmasi positif Omicron. 46 kasus impor dan 1 transmisi lokal," kata Siti Nadia.
Dengan adanya tranmisi lokal, artinya penyebaran Omicron berisiko meluas. Omicron merupakan varian virus corona yang lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya, tetapi tidak menyebabkan penyakit lebih parah.
Selain itu Eropa menjadi perhatian utama. Prancis kini masuk ke daftar negara yang mencatat penambahan kasus Covid-19 sebanyak 100.000 kasus per hari. Prancis menyusul Inggris dan Amerika Serikat yang mencatat penambahan kasus di atas 100.000 per hari, dan ini menjadi yang pertama sepanjang pandemi bagi Prancis.
Virus corona varian Omicron mendominasi infeksi di Prancis, tingkat keterisian rumah sakit udah bertambah dua kali lipat dalam satu bulan terakhir. Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan jajaran pemerintahannya mengadakan pertemuan darurat untuk menentukan langkah apa yang akan diambil guna meredam penyebaran virus Omicron.
Omicron meski tidak menyebabkan penyakit parah tetapi lebih mudah menyebar, sehingga bisa mengganggu fasilitas kesehatan. Hal ini membuat pelaku pasar berhati-hati meski sentimen masih cukup bagus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer
