2021 In Review

Catat! Ini Peristiwa Heboh Soal Kripto Tahun Ini

chd, CNBC Indonesia
28 December 2021 14:15
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto berkembang pesat pada tahun ini, di mana pesatnya kripto diawali oleh keresahan para trader pemula di forum Reddit akan perusahaan hedge fund yang dianggap mencurangi pola investasi mereka.

Bahkan, keresahan ini membuat perusahaan pertukaran kripto terbesar di dunia, yakni Coinbase membawanya ke perusahaan platform kripto terbuka pertama di dunia, di mana Coinbase berhasil listing di bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS), tepatnya di indeks Nasdaq Composite pada April lalu.

Adapun perdagangan perdana Coinbase di Nasdaq terjadi pada April lalu, di mana setelah listing di Wall Street, angka partisipasi investor yang tertarik berinvestasi pun bertambah signifikan.

Berkembangnya pasar kripto pada tahun ini membuat dua kripto terbesar yakni Bitcoin dan Ethereum semakin cerah. Bahkan, kapitalisasi pasar Bitcoin pun melonjak menjadi US$ 1,2 triliun.

Melonjaknya kapitalisasi pasar kripto ini terjadi setelah investor institusional besar dan perusahaan keuangan terkemuka mulai mendukung penggunaan mata uang digital di awal tahun. Sebut aja Tesla, Square dan MicroStrategy yang mulai menggunakan uang mereka untuk membeli Bitcoin.

Selain itu, pada tahun ini pula pasar Bitcoin berbasis exchange-traded fund (ETF) pun disetujui dan resmi diperdagangkan untuk pertama kalinya.

Tetapi, dibalik suksesnya Bitcoin pada tahun ini, adapula rintangan yang dihadapi oleh Bitcoin dan tentunya kripto lainnya, yakni tindakan keras para regulator.

Dari beragamnya peristiwa terkait kripto dan Bitcoin pada tahun ini, Tim Riset CNBC Indonesia pun merangkumnya dalam Kaleidoskop Kripto tahun 2021. Berikut peristiwa yang terjadi di pasar kripto pada tahun 2021.

1. Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Dua Kali Dalam Setahun.

Bisa dikatakan bahwa tahun 2021 merupakan tahun yang beruntung untuk Bitcoin. Pasalnya, Bitcoin berhasil mencetak rekor tertinggi barunya, di mana rekor tertinggi sebelumnya pernah digapainya pada akhir tahun 2017 silam, yakni di level US$ 20.000. Itupun hanya sekali dalam setahun.

Namun pada tahun ini, Bitcoin berhasil mencetak rekor tertinggi barunya hingga dua kali, meskipun tidak beruntun.

Pada April lalu, Bitcoin berhasil mencetak rekor tertinggi barunya di kisaran level US$ 64.000. Kapitalisasi pasarnya pun melonjak menjadi US$ 1,2 triliun pada saat itu.

Lalu pada November lalu, Bitcoin kembali mencetak rekor tertingginya lagi, di mana kali ini rekor tertingginya berada di kisaran level US$ 69.000, nyaris menyentuh US$ 70.000. Kapitalisasi pasar Bitcoin saat mencapai rekor tertinggi terbaru nyaris capai US$ 1,3 triliun.

2. Elon Musk Buat Dogecoin Melesat

Pada Mei lalu, tepat sebelum Elon Musk melakukan debutnya di acara "Saturday Night Live", harga Dogecoin mulai melonjak. Pada 8 Mei lalu, hari kemunculan Musk di SNL, Dogecoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa yakni di level US$ 0,7364 per keping, berdasarkan data dari CoinMarketCap.

Hanya saja, sejak saat itu harga Dogecoin dengan cepat turun dari puncak. Saat Musk muncul di acara itu, Dogecoin turun 29,5% menjadi sekitar US$ 0,49 per keping. Ini merupakan bagian dari naik-turunnya Dogecoin sepanjang 2021.

3. Upgrade Bitcoin dan Ethereum

Tahun ini merupakan tahun di mana dua kripto terbesar yakni Bitcoin dan Ethereum melakukan proses pemutakhiran atau upgrade. Di Bitcoin sendiri, proses upgrade-nya diberi nama Taproot, sedangkan di Ethereum dijuluki Ethereum Improvement Proposal (EIP) 1559.

Taproot memperkenalkan apa yang disebut tanda tangan Schnorr, yang membantu transaksi Bitcoin menjadi lebih pribadi dan efisien, serta lebih murah.

Yang paling penting dari peningkatan ini adalah potensi lebih baiknya Bitcoin untuk mengeksekusi kontrak pintar atau kumpulan kode yang menjalankan serangkaian instruksi di blockchain.

Sementara itu di Ethereum saat ini beroperasi pada model bukti kerja, di mana penambang harus bersaing untuk memecahkan teka-teki kompleks untuk memvalidasi transaksi.

Model ini pun sempat mendapat kritik dari para pengamat karena dampak lingkungannya yang serius karena membutuhkan daya komputer yang sangat besar.

Pada tahun 2022, Ethereum berencana untuk beralih ke model bukti kepemilikan, di mana pengguna hanya dapat memvalidasi transaksi sesuai dengan berapa banyak koin yang mereka pegang, daripada rig penambangan intensif energi yang digunakan sekarang. Langkah ini merupakan bagian dari penggabungan ke Ethereum 2.0, atau Eth

4. Pasar ETF Bitcoin Berjangka Pertama di Dunia

Tahun ini merupakan tahun di mana pasar exchange-traded fund (ETF) berbasis Bitcoin berjangka pertama dibentuk, di mana perusahaan ETF Bitcoin pertama yang terdaftar dan diperdagangkan adalah ProShares Bitcoin Strategy.

Hingga menjelang akhir tahun 2021, baru ProShares saja yang sudah memperdagangkan ETF Bitcoinnya pada tahun 2021. Sedangkan untuk perusahaan ETF Bitcoin berjangka lainnya seperti Valkyrie Bitcoin Strategy ETF dan Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) masih dalam proses pengajuan kepada Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat (AS)

Sebelumnya pada Rabu, 15 Desember lalu, SEC AS menunda keputusannya untuk menerima proposal ETF spot di bursa Bitcoin, Grayscale Bitcoin Trust, salah satu perusahaan pengelola mata uang digital terbesar di dunia.

Meskipun SEC menunda pengesahaan ETF Bitcoin hingga tahun depan, tetapi hal ini dapat menjadi sentimen positif bagi Bitcoin untuk tahun 2022.

5. Crash Kripto

Seperti pada tahun 2017 silam, setelah Bitcoin mencetak rekor tertinggi barunya, dalam beberapa hari hingga pekan kemudian, harganya langsung ambruk.

Setelah mencetak rekor barunya pada April lalu, harga Bitcoin langsung ambles dan pada bulan Juli lalu, Bitcoin sempat menyentuh level terendahnya sejak awal tahun 2021, yakni di kisaran level US$ 30.000.

Kemudian, setelah mencetak rekor tertinggi kedua kalinya pada November lalu, Bitcoin lagi-lagi kembali terkoreksi. Namun kini, koreksi Bitcoin tidak sampai menyentuh level terendahnya, di mana koreksi Bitcoin hanya mencapai kisaran level US$ 45.000.

Tak hanya di Bitcoin saja, periode crash tahun 2021 yang terjadi 'klimaks' pada Juli lalu juga terjadi di mayoritas kripto.

Crash yang terjadi di kripto pada Juli lalu disebabkan dari banyaknya kabar negatif, mulai dari tindakan keras regulator hingga merebaknya virus corona (Covid-19) varian Delta yang membuat selera risiko investor kembali memudar.

6. Tindakan Keras Para Regulator dan Alat Pembayaran Pertama di El Salvador

Regulator di beberapa negara yang seakan 'anti' terhadap kripto pun melakukan langkah tegasnya untuk membendung tren investasi aset digital ini. Pada tahun ini, negara yang melopori tindakan keras terhadap industri kripto yakni China.

China melakukan hal tersebut karena pasar kripto sendiri dapat mengancam sistem keuangan negaranya. Regulator China yang melakukan tindakan keras yakni bank sentral China (People Bank of China/PBoC),

Selain itu, pertambangan kripto yang kian masif juga membuat regulator China geram. Pasalnya, proses kegiatan penambangan kripto membuat emisi di China semakin meningkat. Hal ini juga dapat menganggu program pemerintah China untuk mengurangi emisi karbon, di mana China memiliki target nol emisi karbon pada tahun 2030.

Tindakan regulator China membuat negara-negara lainnya bergerak dengan sikap yang sama, yang pada umumnya dilakukan oleh bank sentral karena dapat mengancam peranan bank sentral itu sendiri.

Namun, ada beberapa negara yang malah mengakui keberadaan industri kripto, baik mata uang kripto maupun penambangannya.

Pada tahun ini, negara pertama yang secara resmi mengakui kripto sebagai alat pembayaran yang sah adalah El Salvador, di mana negara di kawasan Amerika Latin ini secara sah mengadopsi Bitcoin.

Bahkan setelah resmi diakui, pemerintah El Salvador berencana untuk membangun kota Bitcoin pertama di dunia.

Langkah El Salvador ini membuat beberapa negara ikut mendeklarasikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Adapun negara-negara yang resmi mengakui keberadaan Bitcoin yakni Panama, Paraguay, Ukraina (bukan sebagai mata uang), Nigeria, dan Kanada.

7. Minat NFT Melonjak

Ketika Mike Winkelmann (artis yang dikenal sebagai Beeple) menjual karyanya yang berjudul "Everydays: The First 5000 Days" sebagai NFT pada bulan Maret, minat masyarakat terhadap NFT jadi meledak-ledak.

NFT atau non-fungible token merupakan aset digital yang mewakili aset di dunia nyata, seperti sertifikat digital bagi mereka yang memiliki foto, video atau bentuk virtual lainnya.

Hal ini akan tercatat di blockchain. Bila sudah dienkripsi di blockchain, pihak lain tidak dapat menduplikasi atau mereplikasi aset tersebut.

Penjualan ini mendorong arus utama NFT yang tidak terlihat sebelumnya. Secara keseluruhan, pada 2021 pasar NFT jadi memiliki tahun terbaiknya dengan volume perdagangan lebih dari US$ 23 miliar.

8. Kemunculan Aset Metaverse

Setelah berkembang pesatnya NFT di dunia, munculah aset kripto berbasis NFT terbaru, yakni metaverse, di mana kemunculan aset ini terjadi setelah perusahaan media sosial ternama di dunia yakni Facebook Inc. resmi mengganti namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau disingkat Meta.

Metaverse sendiri sulit untuk dijelaskan karena belum tentu akan ada. Namun, mengingat hampir berjumlah tiga miliar orang yang menggunakan Facebook setiap bulannya, sang CEO yakni Mark Zuckerberg akhirnya mengungkapkan saran tentang perubahan arah yang patut diperhatikan.

Istilah metaverse bukan merupakan hal baru. Ide metaverse ini berguna dan memiliki kemungkinan akan bersama kita untuk beberapa waktu. Konsep metaverse sangat layak dipahami, apalagi jika Anda kritis terhadap masa depan.

Secara singkat, Metaverse adalah dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung. Di mana, orang-orang dapat bekerja, bertemu, bermain dengan menggunakan headset realitas virtual, kacamata augmented reality, aplikasi smartphone dan atau perangkat lainnya.

Gambaran sederhana yang diungkapkan oleh Facebook tentang metaverse adalah sebuah seperangkat ruang virtual, tempat seseorang dapat membuat dan menjelajah dengan pengguna internet lainnya yang tidak berada pada ruang fisik yang sama dengan orang tersebut.

Hingga akhir tahun 2021, bentuk Metaverse lebih banyak kepada genre game, layaknya seperti game Roblox atau Minecraft, Animal Crossing, maupun game simulator kehidupan seperti SimCity atau The Sim.

Sampai akhir tahun 2021, NFT Metaverse yang paling diminati oleh para trader dan investor yakni Decentraland, Axie Infinity, dan The Sandbox.

9. Banyaknya penipuan di pasar kripto

Laporan terbaru dari firma riset, Chainalysis mengungkapkan bahwa penipuan di dunia cryptocurrency telah menghasilkan lebih dari US$ 7,7 miliar atau Rp 107 triliun dari investor sepanjang tahun 2021 ini.

Secara total, penipuan kripto naik 81% dibanding tahun 2020. Bentuk penipuan yang paling umum adalah peretasan akun dan penipuan proyek aset kripto yang melarikan diri dengan uang investor.

Adapun contoh kasus penipuan kripto yakni peretasan platform DeFi Poly Network. Awalnya, lebih dari US$ 600 juta kripto dicuri.

Para ahli mengatakan bahwa peretas dapat mengeksploitasi masalah dalam kode jaringan. Meskipun peretas akhirnya mengembalikan dana yang dicuri, itu adalah salah satu pencurian kripto terbesar yang pernah ada.

Selain kasus peretasan platform DeFi Poly Network, adapula kasus penipuan kripto yang berdasarkan dari serial Netfilix asal Korea Selatan yakni Squid Game (SQUID).

Pada awal perilisannya yakni Selasa, 26 Oktober lalu, koin SQUID dihargai hanya seharga US$ 0,01287/koin (Rp 183/koin, asumsi kurs saat itu Rp 14.250/US$).

Namun selang sekitar enam hari setelah dirilis, yakni Senin 1 November lalu, harganya melesat hingga sekitar 200.000% ke harga US$ US$ 2.856,64/koin (Rp 40.707.120/koin).

Tetapi pada esok harinya, harganya langsung ambles hingga 99,99% ke level harga US$ 0,002851/koin atau Rp 41/koin.

CoinMarketCap juga sempat melaporkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari pembeli token SQUID bahwa website dan media sosial SQUID tidak lagi berfungsi. Bahkan sebelumnya, pengguna token juga tidak dapat menjual tokennya di platform pertukaran Pancakeswap.

Beberapa pihak juga mengatakan bahwa sang pengembang game online beserta koin digitalnya yang hingga kini belum diketahui namanya sudah meninggalkan proyek alias kabur setelah mengetahui harga token SQUID terjatuh hingga ke bawah US$ 0.

Hal ini ditelusuri dari salah satu pengguna Twitter @__trick yang menandakan bahwa pengembang proyek Squid Game telah "menarik karpet" pemegang SQUID.

Parahnya lagi, berdasarkan data dari BscScan, menunjukkan bahwa sebuah alamat yang dilabeli oleh situs web sebagai "dilaporkan terlibat dalam penarikan karpet" token SQUID dan mengkonversikannya ke token binance coin senilai jutaan dolar.

Token SQUID sendiri dibentuk berdasarkan alur cerita dari serial Netfilix, Squid Game.

Sebagai informasi saja, alur cerita dari serial Squid Game ini menampilkan kontestan yang memainkan permainan anak-anak, namun dengan versi yang lebih mematikan, untuk memenangkan hadiah uang tunai di akhir permainan.

Sama seperti alur ceritanya, token SQUID mengikuti aturan yang sama, di mana pemain akan melewati enam game online untuk memenangkan hadiah uang. Bedanya, tentu di sini tidak melibatkan game yang mematikan.

"Tidak ada lagi dunia dystopian di mana sebuah organisasi misterius mengumpulkan orang-orang yang memiliki utang dalam jumlah besar dan hidup di tepi jurang. Semua orang di sini di dunia kripto dapat berpartisipasi dalam Game Squid dengan token SQUID atau NFT terkait di pasar kami," kata white paper dari proyek tersebut.

9. Munculnya Kripto Alternatif Lainnya Selain Ethereum

Seiring meningkatnya permintaan masyarakat pada kripto alternatif (altcoin) Ethereum, sejumlah kripto lain juga muncul dan ikut melesat dalam upaya untuk bersaing.

Sebagai contoh, sebut saja Avalanche (AVAX) dan Solana (SOL) yang diluncurkan pada tahun 2020 sebagai platform untuk kontrak pintar dan pembuatan aplikasi terdesentralisasi.

Bahkan pada tahun ini, token SOL berhasil masuk ke jajaran 10 besar kripto berkapitalisasi pasar besar, di mana saat ini pun bertengger di posisi ke-5. Sedangkan token AVAX juga sempat masuk ke 10 besar mendepak posisi Dogecoin saat itu.

10. DAO Masuk Arus Utama

Pada bulan November, decentralized autonomous organizations (DAO) atau organisasi otonom terdesentralisasi, menarik perhatian media arus utama setelah ConstitutionDAO mengumpulkan lebih dari US$ 40 juta untuk membeli salinan langka Konstitusi AS di lelang.

Meskipun miliarder sekaligus CEO Citadel yakni Ken Griffin mengalahkan ConstitutionDAO, itu membawa perhatian ke DAO, yang sebelumnya hanya dikenal oleh komunitas kripto, kepada massa dan memberikan gambaran sekilas tentang inovasi apa yang mungkin datang pada tahun 2022.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular