
Perdagangan Sepi, IHSG Bisa Lanjut Naik di Sesi 2?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,06% di level 6.566,56 pada perdagangan sesi I Senin (27/12/2021).
Saat pembukaan, IHSG naik 0,12% ke level 6.570,56. Selang beberapa menit setelah pembukaan IHSG naik dan menyentuh level tertinggi perdagangan intraday di 6.588,43. Namun setelah itu penguatan IHSG terpangkas dan sempat melemah menyentuh level 6.562,55.
Pasar cenderung sepi untuk perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari nilai transaksi yang baru mencapai Rp 5,5 triliun. Asing net sell Rp 93,5 miliar di pasar reguler.
Data perdagangan mencatat ada 251 saham yang menguat, 241 melemah dan 165 stagnan. Sentimen sebenarnya cukup positif.
Bursa saham Wall Street yang ciamik sepanjang pekan lalu. Bahkan indeks S&P 500 mampu mencatat rekor tertinggi sepanjang masa setelah menguat 2,28%.
Selain studi yang menunjukkan Omicron tidak menyebabkan gejala yang berat, Kamis lalu Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS menyetujui peredaran obat Covid-19 besutan Pfizer.
Studi menunjukkan bahwa pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89% untuk meringankan gejala Covid sehingga penderita tak perlu mondok di rumah sakit. Pada Kamis, izin serupa diterbitkan bagi Merck.
Di sisi lain biasanya pada minggu terakhir bulan Desember ada fenomena Santa Rally di mana pasar saham AS akan cenderung ditutup di zona hijau.
Mengutip CNBC International, Santa Rally pertama kali diamati oleh Yale Hirsch, pendiri The Stock Trader's Alamac. Dalam 45 tahun terakhir, Santa Rally menghasilkan return positif sebanyak 34 kali, dengan rata-rata sebesar sebesar 1,4%.
Di Indonesia bulan Desember biasanya identik dengan fenomena window dressing yang membuat IHSG memiliki kinerja bulanan yang selalu positif dalam dua dekade terakhir.
Namun secara historis, pasar saham cenderung sepi di minggu terakhir penghujung tahun. Hal ini setidaknya terlihat dari data rata-rata transaksi harian per pekan di bulan Desember sejak tahun 2018.
Pasar yang sepi mengindikasikan bahwa investor dan trader cenderung tak mengambil posisi atau bahkan cash out untuk memanfaatkan akhir tahun sebagai momentum untuk berlibur.
Setelah menguat tipis di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Bollinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
![]() Foto: Refinitiv |
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.586 dan selanjutnya di 6.600 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level 6.559 dan selanjutnya di 6.533 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 50,77 dan cenderung bergerak turun. Secara umum peluang indeks masih akan terkonsolidasi terlebih dahulu di sesi II. Namun peluang pelemahan juga terbuka.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000