Ratusan Orang di Singapura Positif Omicron, Dolarnya Anjlok?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 December 2021 11:01
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin (27/12) setelah bergerak fluktuatif pada sepanjang pekan lalu. Dolar Singapura mampu menguat meski ratusan orang dinyatakan positif virus corona varian Omicron.

Pada pukul 10.34 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.488,76, dolar Singapura menguat 0,31% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) varian Omicron di Singapura kini mencapai 650 orang, setelah mengalami penambahan sebanyak 104 kasus pada Minggu kemarin.
Sebagaimana dimuat Channel News Asia (CNA) dari website Kementerian Kesehatan, infeksi baru Omicron yang terkonfirmasi terdiri dari 73 kasus impor dan 31 kasus lokal.

Singapura mengaku mendapat banyak kasus Omicron karena penyebarannya yang tinggi di sejumlah negara dan wilayah.

"Mengingat tingkat penularannya yang tinggi, hanya masalah waktu sebelum varian Omicron menyebar di komunitas kami," kata Kementerian Kesehatan Singapura.

"Penting bagi semua orang untuk terus memainkan peran mereka dan tetap waspada untuk mengurangi penyebaran Covid-19, dan maju untuk menerima vaksinasi atau dosis booster saat ditawarkan," tambah lembaga itu.

Meski demikian, dolar Singapura masih mampu menguat melawan rupiah, sebab Omicron dikatakan tidak lebih berbahaya ketimbang varian delta.

"Bukti internasional menunjukkan bahwa varian Omicron cenderung lebih menular tetapi tidak separah varian Delta. Dan bahwa vaksin, terutama booster, mempertahankan perlindungan substansial terhadap rawat inap yang disebabkan oleh Omicron," kata Kementerian Kesehatan.

Pemerintah juga mengatakan tidak akan memberi perawatan khusus bagi mereka yang terkonfirmasi Omicron. Kasus akan sama pendekatannya dengan Covid-19 jenis lain, diisolasi di rumah atau fasilitas kesehatan yang tersedia tergantung presentasi klinis pasien.

Singapura mengkonfirmasi dua kasus Omicron pertamanya pada 6 Desember, keduanya merupakan kasus impor.

Selain itu, dolar Singapura juga ditopang oleh ekspektasi Otoritas Moneternya (MAS) yang akan kembali mengetatkan kebijakan moneter, sebab inflasi di Singapura sedang tinggi. Pemerintah Singapura Kamis pekan lalu melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di bulan November tumbuh 3,8% year-on-year (yoy), level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2013.

Selain itu, pada bulan lalu pemerintah Singapura melaporkan inflasi sektor produsen (producer price index/PPI) yang melesat ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. PPI bulan Oktober dilaporkan melesat 25,4%  (yoy), jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 21,3% YoY. Inflasi sektor produsen tersebut menjadi yang tertinggi sejak Maret 1980.

Ketika inflasi sektor produsen tinggi, maka harga jual produk kemungkinan akan dinaikkan dan berdampak pada inflasi konsumen (CPI), yang menjadi pertimbangan MAS dalam mengetatkan kebijakan moneter.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libas Semua Dolar, Rupiah Terbaik di Asia Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular