Menuju Akhir 2021, Rupiah Tembus Rp 14.100/US$ Pekan Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 December 2021 07:15
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Membaiknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah sukses menguat 4 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pekan lalu, dengan persentase lebih dari 1% ke Rp 14.220/US$.

Sentimen pelaku pasar membaik setelah 3 hasil studi yang menunjukkan virus corona varian Omicron menyebabkan pasien yang terinfeksi harus dirawat di rumah sakit lebih rendah ketimbang varian lainnya. Artinya, pasien yang positif Omicron menunjukkan gejala yang lebih ringan ketimbang varian lainnya.

Studi tersebut dilakukan di Afrika Selatan yang merupakan asal Omicron, di Inggris yang saat ini kasusnya sedang meledak, dan di Skotlandia.

Selain studi yang menunjukkan Omicron tidak menyebabkan gejala yang berat, Kamis lalu Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS menyetujui peredaran obat Covid-19 besutan Pfizer. Studi menunjukkan bahwa pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89% untuk meringankan gejala Covid sehingga penderita tak perlu mondok di rumah sakit. Pada Kamis, izin serupa diterbitkan bagi Merck.

Perkembangan kasus Omicron menjadi salah satu penggerak rupiah di pekan terakhir 2021. Jika semakin banyak studi menunjukkan Omicron hanya menimbulkan gejala ringan dan sentimen pelaku pasar terus membaik, maka rupiah berpotensi melanjutkan penguatan di pekan ini.

Selain itu, Santa Rally yang berpeluang terjadi di pekan ini juga bisa menguntungkan rupiah.

Santa Rally merupakan momen spesifik, di aman ada kecenderungan bursa saham AS (Wall Street) akan mengalami kenaikan di 5 hari terakhir perdagangan setiap tahunnya, dan berlanjut di 2 hari pertama tahun yang baru.

Artinya, Santa Rally di Amerika Serikat akan dimulai pada hari ini, Senin (27/12), dan berakhir pada 4 Januari 2022.

Penguatan Wall Street bisa memicu kenaikan bursa saham global lainnya, sehingga membuat sentimen pelaku pasar membaik dan menguntungkan bagi rupiah.

Secara teknikal, rupiah sukses menembus rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/ MA 50) di kisaran Rp 14.260/US$ hingga Rp 14.270/US$. Artinya, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini sudah bergerak di bawah tiga MA, yang tentunya membuka peluang berlanjutnya penguatan.

Selama mampu bertahan di bawah MA 50, rupiah berpeluang menguat menguji kembali Rp 14.170/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang rupiah ke Rp 14.100/US$ di pekan ini.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Tetapi patut diwaspadai koreksi yang bisa menerpa rupiah. Sebab, indikator Stochastic sudah dekat dengan wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

MA 50 kini menjadi resisten terdekat. Jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.320/US$ di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular