
Simak! Saham-saham Potensi Cuan di 2022, Ini Rekomendasinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina memprediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun depan berada di level 7.600 pada skenario base case. Sedangkan, pada skenario bull case, IHSG diperkirakan akan berada di level 8.000 dengan skenario bear case di level 6.100.
Martha menilai, meski berpotensi tumbuh, masih ada risiko yang akan dihadapi investor tahun depan, yakni kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve yang melakukan pengurangan nilai aset-aset finansial (tapering) dan risiko meluasnya virus Covid-19 Omicron.
Mirae Asset merekomendasikan sejumlah saham yang bakal moncer di tahun depan antara lain di sektor perbankan (BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, infrastruktur telekomunikasi (TLKM,EXCL), dan industri otomotif (ASII dan UNTR).
"Pilihan tersebut mengkombinasikan saham-saham yang defensif seperti sektor telekomunikasi dan sektor yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti perbankan dan industri," bebernya.
Salah satu sektor yang juga menarik dicermati adalah infrastruktur menara telekomunikasi. Niko Margaronis, Analis BRI Danareksa Sekuritas menilai, kinerja anak usaha Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) juga diyakini akan terus bertumbuh.
Dia memproyeksikan, pendapatan Mitratel tahun ini bisa mencapai Rp 6,8 triliun atau tumbuh 10% dari tahun 2020. Sedangkan laba bersih diperkirakan akan melesat 116,4% year on year (YoY) ke Rp 1,3 triliun. Tahun depan, revenue dan laba bersih perseroan ditaksir akan mencapai Rp 7,8 triliun dan Rp 1,78 triliun.
Niko merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp 1.040 yang menyiratkan 14,2x enterprise value to earning earning before interest tax, depreciation, and amortization (EV/EBITDA).
Menurut Niko, saat ini Mitratel tercatat punya lebih dari 28.030 unit menara saat ini dengan 42.016 penyewaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 57% dari total menara tersebut terletak di luar pulau Jawa.
"Mungkin sebelumnya, captive market Mitratel di luar Pulau Jawa hanya Telkomsel karena 10 tahun lalu wilayah ini belum menarik bagi operator lainnya. Tetapi sejak 2018, XL sudah mengumumkan mulai ekspansi ke luar Jawa. Sehingga Mitratel akan semakin menarik karena rasio kolokasinya akan naik ke depan," kata Niko.
Senada, Mandiri Sekuritas juga memandang prospek pertumbuhan Mitratel sangat menarik mengingat tren konsolidasi di industri menara dan terus bertumbuhnya permintaan atas akses internet.
Mandiri Sekuritas merekomendasikan buy saham MTEL dengan target harga Rp 970. Itu menggambarkan valuasi perseroan 15 x EV/EBITDA pada tahun 2022.
"Menara telekomunikasi saat ini merupakan salah satu infrastruktur utama dalam penyediaan akses internet nasional," ungkap Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat.
(sys/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intip Rekor Baru IHSG Lagi, Cek Ini Saham yang Bisa Cuan
