Batu Bara Ambyar! Harga Turun Lagi, Sudah 3 Hari...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 December 2021 07:09
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara turun lagi. Kini harga si batu hitam sudah turun tiga hari beruntun.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 171,6/ton. Ambles 4,03% dari posisi hari sebelumnya.

Sudah tiga hari berturut-turut harga batu bara terkoreksi. Selama tiga hari itu, harga anjlok 6,31%.

Well, sepertinya harga batu bara masih mengalami fase konsolidasi. Sebelumnya, harga sempat naik 10 hari beruntun. Selama 10 hari tersebut, harga meroket 26,66%.

Dari sisi fundamental, sebenarnya faktor pengerek harga batu bara masih cukup kuat. Musim dingin di belahan bumi bagian utara (northern hemisphere) membuat kebutuhan listrik untuk penghangat ruangan meningkat. Sumber energi primer untuk pembangkit listrik salah satunya adalah batu bara.

Sumber energi lain masih belum bisa terlampau diandalkan. Gas alam tengah mengalami kendala pasokan, terutama di Eropa. Masalah kian runyam kala Rusia, pemasok utama gas alam di Benua Biru, sedang diterpa kecaman negara-negara barat karena aktivitas mereka di Ukraina.

Gas alam dari Rusia menuju ke negara-negara Eropa yang melalui jalur Yamal-Eropa terus berkurang sejak akhir pekan lalu. Pada Selasa pekan ini, bahkan sempat berhenti karena aliran gas yang semestinya ke arah barat malah berbalik ke timur.

"Tidak ada hubungannya (dengan Ukraina). Ini semata situasi bisnis," ujar Dmitry Peskov, Juru Bicara Pemerintah Rusia, seperti dikutip dari Reuters.

Sumber energi lain seperti angin juga ternyata belum mumpuni. Kekuatan angin di Eropa pada tahun ini lebih lemah dari biasanya, sehingga minim dalam menghasilkan tenaga listrik.

anginSumber: Reuters

Akibatnya, lagi-lagi batu bara menjadi pilihan utama untuk pembangkit listrik. Permintaan yang tinggi semestinya bisa mendongrak harga batu bara.

Namun karena sebelumnya harga sudah naik 10 hari tanpa henti, maka pasti ada tekanan jual. Saat aksi jual ini berakhir, rasanya harga batu bara bisa melesat lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular