Apes! 10 Saham Ini Kena ARB, Ada yang Baru 'Bangun Tidur'...

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
23 December 2021 16:39
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (23/12/2021), setidaknya sebanyak 10 saham dengan nilai transaksi ramai malah terbenam di zona merah hingga batas auto rejection bawah (ARB) 7%.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,4% ke 6.555,55 dengan nilai transaksi Rp 11,77 triliun dan volume perdagangan 29,38 miliar. Investor asing masuk dengan nilai beli bersih Rp 132,21 miliar di pasar reguler, tetapi melakukan jual bersih Rp 182,29 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.

Berikut 10 saham yang menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) hari ini (23/12).

  1. Modernland Realty (MDLN), -6,94%, ke Rp 67/saham, transaksi Rp 8,45 M

  2. Bank Bumi Arta (BNBA), saham -6,89%, ke Rp 3.650/saham, transaksi Rp 65,5 M

  3. Ace Oldfields (KUAS), -6,80%, ke Rp 96/saham, transaksi Rp 12,5 M

  4. IndoSterling Technomedia (TECH), -6,80%, ke Rp 8.225/saham, transaksi Rp 1,72 M

  5. Bank Amar Indonesia (AMAR), -6,76%, ke Rp 414/saham, transaksi Rp 13,12 M

  6. Sidomulyo Selaras (SDMU), -6,74%, ke Rp 83/saham, transaksi Rp 2,06 M

  7. Karya Bersama Anugerah (KBAG), -6,67%, ke Rp 70/saham, transaksi Rp 98,9 M

  8. Pelayaran Nelly Dwi Putri (NELY), -6,63%, ke Rp 310/saham, transaksi Rp 13,04 M

  9. Bank Ganesha (BGTG), -6,67%, ke Rp 280/saham, transaksi Rp 59,6 M

  10. Indo Oil Perkasa (OILS), -6,59%, ke Rp 340/saham, transaksi Rp 41,0 M

Saham emiten properti yang dikuasai Keluarga Honoris, MDLN, menjadi yang paling ambles hari ini, yakni hingga 6,94% ke Rp 67/saham setelah kembali anjlok 6,49%. 

Para investor tampaknya masih melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah saham MDLN melonjak tinggi pada Senin (20/12) dan Selasa (21/12), dengan kenaikan masing-masing sebesar 33,33% dan 13,24%.

Melesatnya saham MDLN sebelumnya terjadi usai pihak bursa membuka suspensi (penghentian sementara perdagangan) saham tersebut mulai Senin kemarin (20/12) di tengah kabar perusahaan telah efektif melakukan restrukturisasi utang atau obligasi globalnya.

Sebelum kembali diperbolehkan beraktivitas di bursa sejak kemarin, saham MDLN telah 'digembok' oleh bursa di seluruh pasar sejak 30 September 2020 atau lebih dari setahun lalu di tengah kasus gagal bayar kupon obligasi oleh anak usaha MDLN.

Sebelumnya, Modernland mengumumkan, restrukturisasi Guaranteed Senior Notes 2021 senilai US$ 150 juta dan Guaranteed Senior Notes 2024 US$ 240 juta telah efektif berjalan sejak Jumat pekan lalu (17/12/2021).

Adapun tanggal jatuh tempo untuk kedua obligasi tersebut ikut berubah. Perubahan jatuh tempo Notes-2021 dari 30 Agustus 2021 menjadi 30 Juni 2025, sedangkan jatuh tempo Notes-2024 berubah dari 30 April 2024 menjadi 30 April 2027.

Asal tahu saja, Guaranteed Senior Notes 2021 diterbitkan oleh anak usaha Modernland, JGC Ventures Pte. Ltd (JGCV), sedangkan Guaranteed Senior Notes 2024 diterbitkan oleh entitas anak MDLN, Modernland Overseas Pte. Ltd (MLO).

MDLN pertama kali mengajukan moratorium pada September 2020, setelah perseroan mengalami gagal bayar atas kupon senior notes 2021 pada Agustus 2020. Gagal bayar pun berlanjut pada kupon senior notes 2024 yang jatuh tempo pada Oktober 2020.

Kala itu, MDLN mengalami kesulitan likuiditas akibat dampak pandemi COVID-19 yang menghantam dunia, khususnya Indonesia. Dalam pernyataan di keterbukaan informasi, perusahaan mengaku, pagebluk 'telah secara material memberikan dampak buruk terhadap bisnis dan cash flow perseroan (serta entitas anaknya)'.

Di posisi kedua, ada saham bank BNBA yang tergerus 6,89% ke Rp 3.650/saham. Ini adalah kali kelima secara beruntun saham BNBA berakhir di zona merah. Alhasil, dalam sepekan saham ini merosot 16,48%, tetapi dalam sebulan masih melesat 23,07%.

Setali tiga uang, saham emiten produsen kuas cat KUAS juga ambles 6,80% ke Rp 96/saham. Ini menandai tren pelemahan selama 17 hari beruntun. Dengan kata lain, sejak awal bulan ini, saham yang melantai di bursa pada 25 Oktober 2021 tersebut tidak pernah menghijau.

Tidak ketinggalan, saham TECH dan AMAR juga sama-sama terbenam di zona merah masing-masing sebesar 6,80% dan 6,76% hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham DCII Keluar Dari Grup Market Cap Rp 100 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular