Rp 14.200/US$ Jadi Tembok Tebal, Rupiah Langsung Terpental

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 December 2021 12:28
Ilustrasi Dollar Rupiah
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (23/12) hingga menyentuh Rp 14.200/US$. Tetapi sayangnya setelah mencapai level tersebut rupiah mahal terpental, meski masih mampu mempertahankan penguatan.

Melansir data Refinitiv, begitu bel perdagangan berbunyi, rupiah langsung melesat 0,6% di Rp 14.200/US$. Setelahnya, penguatan rupiah terpangkas hingga tersisa 0,21% di Rp 14.255/US$.

Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di Rp 14.240/US$, menguat 0,32% di pasar spot.


Di sisa perdagangan hari ini rupiah masih berpeluang mempertahankan penguatannya meski masih belum bisa menembus Rp 14.200/US$ yang menjadi tembok tebal.

Hal tersebut terlihat dari pergerakan rupiah di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih lemah siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.204,50Rp14.219,6
1 BulanRp14.215,00Rp14.239,0
2 BulanRp14.255,00Rp14.288,0
3 BulanRp14.295,00Rp14.336,4
6 BulanRp14.527,00Rp14.478,8
9 BulanRp14.582,00Rp14.625,1
1 TahunRp14.740,00Rp14.778,4
2 TahunRp15.415,60Rp15.367,3

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Sentimen pelaku pasar yang membaik menguntungkan rupiah dalam beberapa hari terakhir. Sebaliknya, dolar AS yang dianggap sebagai aset safe haven justru menjadi kurang menarik.

Kemarin indeks dolar AS merosot 0,38% ke 96,122 akibat sentimen pelaku pasar yang membaik. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini sudah turun dalam 3 hari beruntun.

Membaiknya sentimen pelaku pasar terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam konferensi pers pada Selasa menyerukan warga AS mendapatkan suntikan penguat vaksin, mengklaim bahwa penerima akan "amat sangat terlindungi."

Dia juga menegaskan bahwa pemerintah tak akan melakukan pembatasan sosial (lockdown) ketat seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya.

Di sisi lain, FDA menyetujui penggunaan dan peredaran obat besutan Pfizer untuk menekan tingkat keparahan infeksi Covid-19. Studi menunjukkan bahwa pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89% untuk meringankan gejala Covid-19 sehingga tak perlu mondok di rumah sakit.

Hal ini memberikan harapan bahwa penanganan pandemi bakal kian membaik sekalipun di negara yang tingkat vaksinasinya rendah. Jika penangan pandemi membaik, maka harapan bahwa pandemi berakhir pun bakal kian besar, sehingga ekonomi segera berjalan normal.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akhirnya! Rupiah Catat Penguatan Perdana Pada 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular