Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara mulai mengendur. Harga si batu hitam turun dua hari beruntun.
Kemarin, harga batu bara du pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 178,8/ton. Anjlok 2,08% dibandingkan hari sebelumnya.
Ini membuat harga batu bara terkoreksi selama dua hari perdagangan beruntun. Dalam dua hari tersebut, harga turun 2,37%.
Sebelum terkoreksi dua hari berturut-turut, harga batu bara sempat naik 10 hari tanpa putus. Dalam 10 hari itu, harga melonjak 26,66%.
So, tidak heran investor pasti suatu saat akan 'gatal'. Keuntungan sebesar itu akan sayang kalau tidak segera dicairkan. Saat harga sudah naik setinggi itu, koreksi akibat tekanan jual memang selalu menghantui.
Halaman Selanjutnya --> Fundamental Batu Bara Masih Solid
Dari sisi fundamental, sebenarnya faktor pengerek harga batu bara masih cukup kuat. Musim dingin di belahan bumi bagian utara (northern hemisphere) membuat kebutuhan listrik untuk penghangat ruangan meningkat. Sumber energi primer untuk pembangkit listrik salah satunya adalah batu bara.
Sumber energi lain masih belum bisa terlampau diandalkan. Gas alam tengah mengalami kendala pasokan, terutama di Eropa. Masalah kian runyam kala Rusia, pemasok utama gas alam di Benua Biru, sedang diterpa kecaman negara-negara barat karena aktivitas mereka di Ukraina.
Gas alam dari Rusia menuju ke negara-negara Eropa yang melalui jalur Yamal-Eropa terus berkurang sejak akhir pekan lalu. Pada Selasa pekan ini, bahkan sempat berhenti karena aliran gas yang semestinya ke arah barat malah berbalik ke timur.
"Tidak ada hubungannya (dengan Ukraina). Ini semata situasi bisnis," ujar Dmitry Peskov, Juru Bicara Pemerintah Rusia, seperti dikutip dari Reuters.
Sumber energi lain seperti angin juga ternyata belum mumpuni. Kekuatan angin di Eropa pada tahun ini lebih lemah dari biasanya, sehingga minim dalam menghasilkan tenaga listrik.
 Sumber: Reuters |
Akibatnya, lagi-lagi batu bara menjadi pilihan utama untuk pembangkit listrik. Permintaan yang tinggi semestinya bisa mendongrak harga batu bara.
Namun karena sebelumnya harga sudah naik 10 hari tanpa henti, maka pasti ada tekanan jual. Saat aksi jual ini berakhir, rasanya harga batu bara bisa melesat lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA