
Asing 'Obral' Rp 207 Miliar, IHSG Finis di Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,38% ke 6.529,59 pada perdagangan Rabu (22/12/2021). Indeks dibuka naik 0,24% ke 6.572,54 dan di sepanjang perdagangan IHSG bergerak di rentang 6.529,59-6.592,17.
Data perdagangan mencatat sebanyak 195 saham menguat, 345 saham melemah dan 138 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 10,5 triliun dan investor asing net sell di pasar reguler sebesar Rp 207 miliar.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) menjadi dua saham paling banyak dilepas pemodal asing dengan net sell sebesar Rp 134 miliar dan Rp 80 miliar.
Sedangkan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing dengan net buy sebesar Rp 260 miliar dan Rp 40,2 miliar.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melesat pada perdagangan Selasa (21/12/2021), mengakhiri selama tiga hari sebelumnya akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 560,54 poin (+1,6%) ke 35.492,7. S&P 500 melesat 1,8% ke 4.649,23 dan Nasdaq terbang 2,4% ke 15.341,09.
Salah satu sentimen positifnya datang dari FDA yang disebut akan menyetujui obat Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer dan Merck yang diklaim efektif mencegah dan menurunkan tingkat keparahan infeksi. Di sisi lain pasar yang jenuh jual juga membuka ruang untuk para pelaku pasar melakukan aksi pembelian aset keuangan yang sudah diobrak murah.
"Pasar bereaksi terhadap posisi jenuh jual dalam jangka pendek. Omicron dan efeknya yang belum terukur menciptakan volatilitas signifikan, obligasi jenuh beli, saham jenuh jual," tutur Timothy Lesko, kepala Granite Investment Advisors seperti dikutip CNBC International.
Dari dalam negeri, Kementerian Kesehatan melaporkan tambahan dua kasus baru positif Covid-19 Omicron setelah melakukan genome sequencing. Sehingga secara total kasus Omicron yang terdeteksi di Tanah Air ada 5 kasus.
Faktor lain yang dicermati oleh pelaku pasar adalah kemungkinan window dressing yang biasanya terjadi di penghujung tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000