Harga Minyak 'Terbang'! Tapi Awas Rawan Nyusruk...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 December 2021 08:49
APTOPIX Virus Outbreak Britain
Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris (AP/Hollie Adams)

Akan tetapi, sejatinya kekhawatiran masih menyelimuti pasar. Virus coroa varian omicron yang semakin menyebar membuat investor (dan seluruh penduduk Bumi) cemas aktivitas dan mobilitas bakal 'digembok' lagi.

"Pelaku pasar ingin bullish, tetapi mereka juga tahu sepertinya ini tidak akan bertahan lama. Kenaikan harga emas akan terbatas dan ke depan bakal ada aksi jual lagi," kata Tamas Varga, Analis Minyak d PVM Oil Associates yang berbasis di London, seperti dikutip dari Reuters.

Penyebaran varian omicron memang tidak main-main. Varian yang kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan ini membuat kasus positif di berbagai negara mengalami lonjakan.

Akibatnya, sejumlah negara telah dan akan memperketat pembatasan sosial (social distancing). Akhir pekan lalu, pemerintah Belanda resmi memberlakukan karantina wilayah alias lockdown.

Di Rotterdam, aparat keamanan bertindak tegas dengan menembakkan meriam air kepada para sekitar 1.000 suporter yang berkerumun menantikan laga klasik sepakbola Feyenoord melawan Ajax Amsterdam. Sejak akhir bulan lalu, penonton sudah tidak diizinkan untuk menyaksikan bal-balan di stadion.

Lockdown di Belanda sangat ketat. Tidak boleh ada kumpul-kumpul lebih dari dua orang di luar ruangan. Bar, restoran, juga harus menutup pintu bagi pelanggan yang ingin makan-minum di tempat.

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson membuka opsi untuk menerapkan pembatasan sosial yang ketat. "Saya harus mengatakan kepada rakyat Inggris, kepada semua orang, kami tidak akan mengesampingkan pemberlakuan kebijakan yang lebih jauh demi melindungi publik," kata Johson, seperti dikutip dari Reuters.

Apakah pemerintah Inggris akan membatasi kegiatan pariwisata pada musim liburan Hati Natal-Tahun Baru?

"Kami bisa menerapkan segala kebijakan. Kami tidak akan membuat mengesampingkan seluruh kemungkinan," tegas Johnson.

Perkembangan ini membuat investor khawatir. Bayangan akan lockdown yang melanda berbagai dunia adalah risiko yang sangat nyata.

Saat mobilitas masyarakat dibatasi, maka konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) otomatis turun. Jadi tidak heran harga minyak sepertinya sulit bertahan di level tinggi, risiko koreksi akan terus membayangi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular