
IHSG Bergerak Bak Roller Coaster Sesi 1, Gimana Nih Sesi 2?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham domestik bergerak cukup 'akrobatik' di sesi I perdagangan Selasa (21/12/2021). Setelah sempat diangkat dan bergerak di zona hijau awal perdagangan, indeks balik arah dan menutup sesi I dengan stagnan.
IHSG di buka melemah tipis 0,02% di level 6.545,5. Setelah itu indeks rebound dan sempat menyentuh level 6.579,9 sebagai level tertingginya pada perdagangan intraday.
Namun IHSG langsung berbalik arah dan sempat mencicipi zona merah satu jam setelah perdagangan dibuka. Level terendah IHSG untuk hari ini ada di 6.531,6.
Bersamaan dengan indeks yang ditutup stagnan pada istirahat siang, data perdagangan mencatat 200 saham naik, 296 saham melemah dan 162 stagnan.
Nilai transaksi pada perdagangan sesi I mencapai Rp 5,5 triliun. Asing masih lanjut berjualan dengan net sell sebesar Rp 128 miliar di pasar reguler.
Meskipun mayoritas bursa saham Asia bergerak di zona hijau, kinerja IHSG justru kurang ciamik karena stagnan saja.
Sentimen secara global juga bisa dibilang belum membaik. Dini hari tadi tiga indeks saham acuan Wall Street ditutup dengan koreksi lebih dari 1%.
Investor masih terus mencermati perkembangan Covid-19 varian Omicron. Bos WHO Thedros Adhanom Gebreyesus mengatakan varian Omicron memang menyebar dengan lebih cepat dengan waktu transmisi hingga 3 hari saja.
Kini varian Covid-19 yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan tersebut sudah menyebar ke 89 negara termasuk Indonesia.
Di saat badai Omicron melanda, negara-negara maju juga masih dihantui dengan tingkat inflasi yang tinggi. Bank sentral diperkirakan bakal mengambil tindakan berupa menaikkan suku bunga.
Bagaimanapun juga adanya Omicron menambah outlook inflasi menjadi semakin tidak pasti, hal ini tentu akan berpengaruh juga ke bagaimana para pemangku kebijakan meresponsnya.
Setelah stagnan di sesi I, bagaimana arah gerak IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.547 dan selanjutnya di level 6.625 untuk membentuk tren bullish.
Sedangkan indeks harus melewati level support terdekatnya di 6.523 dan 6.500 untuk membentuk tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 38,99 yang mengindikasikan bergerak di zona netral. Di sesi II, IHSG akan cenderung terkonsolidasi terlebih dahulu. Namun peluang mengalami koreksi juga masih terbuka.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi