Omicron Jangkiti 43 Negara AS, Dow Futures Ambles 400 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Senin, 20/12/2021 20:25 WIB
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) ambrol pada perdagangan Senin (20/12/2021), menyusul lonjakan kasus Covid-19 di negara maju akibat Omicron yang memicu pembatasan sosial (lockdown).

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average drop 400 poin (-1,15%) dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 ambles 1,2% dan Nasdaq Futures turun 1,4%. Koreksi terjadi setelah Covid-19 di AS melonjak dengan156.000 kasus baru (per Jumat).

Omicron terlacak sudah menyebar di 43 dari 50 negara bagian di AS dan di 90 negara dunia. Jumlahnya pun melonjak dengan rasio penyebaran 1,5 kali dalam 3 hari terakhir, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).


"Ini merefleksikan peningkatan ketakpastian apakah lonjakan Omicron akan memicu penghentian aktivitas ekonomi secara luas, penambahan stimulus fiskal dari program Build Back Better Presiden Biden," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, seperti dikutip CNBC International.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-anjlok ke bawah 1,4%. Artinya, harga sedang menguat karena diburu oleh pemodal yang kian resah melihat kenaikan risiko ekonomi terkait pandemi.

Saham siklikal yang dipengaruhi pembukaan ekonomi tertekan, seperti emiten kapal pesiar Royal Caribbean yang sahamnya anjlok 4% di sesi pa-pembukaan. Sementara itu, saham maskapai penerbangan United Airlines dan Southwest kompak anjlok 3% lebih.

Sebaliknya, saham farmasi yakni Moderna melambung 5% setelah mengumumkan bahwa vaksinnya menyediakan proteksi tambahan melawan Omicron.

Di tengah kondisi demikian, Goldman Sachs memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS per kuartal I-2022 menjadi 2%, dari estimasi sebelumnya sebesar 3%. Pemangkasan proyeksi juga dilakukan untuk periode kuartal II-2021 dan kuartal III-2021.

Sepanjang pekan ini, indeks S&P 500 anjlok 1,9%, sementara Nasdaq ambruk hingga 3% setelah investor membuang saham dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sementara Dow Jones ambruk hingga 1,7%.

Meski demikian, sepanjang bulan berjalan S&P 500 masih terhitung menguat 1,2% pada Desember ini. Sementara itu, Dow Jones menguat 2,6% dan sebaliknya Nasdaq drop 2,4%. Sepanjang tahun berjalan, S&P 500 masih tercatat melesat 23%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi