
Bursa Global Gak Karuan, IHSG Mungkin Tak Selamat di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,53% dan ditutup di level 6.563,7 di sesi I perdagangan Senin (20/12/2021).
IHSG konsisten bergerak di zona merah sejak dibuka. Indeks bergerak di rentang level 6.547,3 sebagai level terendah dan 6.579,1 sebagai level tertingginya.
Data perdagangan mencatat ada 202 saham yang melemah, 315 melemah dan 152 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 5,2 triliun. Asing pun net sell sebesar Rp 264 miliar.
Akhir pekan lalu kinerja bursa saham AS terbilang buruk. Indeks Dow Jones ambles 1,48%. Indeks S&P 500 melemah 1,03% sedangkan Nasdaq Composite melemah tipis 0,07%.
Hingga siang ini mayoritas bursa saham Asia juga bergerak di zona merah dengan indeks Nikkei memimpin pelemahan dengan koreksi lebih dari 2%.
Sepekan jelang libur Natal, pasar berpeluang melihat kenaikan volatilitas di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di negara-negara maju yang memicu kebijakan pembatasan sosial (lockdown).
Volatilitas terjadi karena ketidakseragaman arah narasi terkait prospek ekonomi dan bisnis. Di satu sisi, pelaku pasar mendapati fakta bahwa Omicron terbukti tidak memicu gejala yang parah, di sisi lain pemerintah negara maju bersikap reaktif dengan melakukan lockdown.
Terbaru, Walikota London Sadiq Khan mengumumkan status "insiden besar" pada hari Minggu kemarin, menyusul lonjakan infeksi Covid-19 akibat varian Omicron. Dia mempertimbangkan untuk kembali memberlakukan lockdown.
Omicron merupakan varian virus corona yang paling mudah menular dibandingkan varian lain meski hanya menimbulkan gejala ringan. Di Indonesia, varian tersebut sudah terkonfirmasi pada pekan lalu, dan memicu kekhawatiran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Selain Omicron, volatilitas di pasar keuangan juga dipicu oleh adanya sentiment dari kebijakan pengetatan moneter yang sudah mulai dilakukan beberapa bank sentral seperti BoE dan yang paling banyak disorot adalah the Fed.
Setelah terkoreksi lebih dari setengah persen di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Bollinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.601 dan selanjutnya di level 6.668 untuk membentuk tren bullish.
Sedangkan indeks harus melewati level support terdekatnya di 6.538 untuk membentuk tren bearish.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 39,65 yang mengindikasikan bergerak di zona netral. Namun IHSG masih berpeluang untuk bergerak mendekati level support terdekatnya di sesi II alias lanjut terkoreksi.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000