
Omicron 'Bobol' Indonesia, Rupiah Kena Getahnya...

Faktor kedua yang menjadi tekanan bagi rupiah adalah kehadiran virus corona varian omicron di Nusantara. Pada Kamis lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sudah ada pasien positif omicron yaitu tenaga kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RDSC) Wisma Atlet.
Varian omicron kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan dan kini sudah menyebar ke lebih dari 70 negara, termasuk Indonesia. Meski sejauh ini varian omicron hanya menyebabkan gejala ringan, tetapi penyebarannya sangat cepat.
Gara-gara varian omicron, berbagai negara mengalami lonjakan kasus positif harian. Di Inggris, varian omicron bertanggung jawab atas 60% kasus positif harian di ibu kota London.
Varian omicron datang pada saat yang tidak tepat, yaitu jelang akhir tahun. Semestinya ini adalah periode 'hura-hura', masyarakat meningkatkan mobilitas untuk berlibur. Apalagi ketika Idul Fitri lalu ada larangan mudik, akhir tahun bisa menjadi ajang 'balas dendam'.
Namun varian omicron membuat peta permainan berubah. Ada kekhawatiran masyarakat kembali mengerem aktivitas di luar rumah. Jika ini terjadi, maka roda ekonomi akan sulit berputar sekencang yang diharapkan.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun bergerak cepat untuk meredam penyebaran varian omicron. Pemerintah kembali memperketat pintu masuk bagi para pendatang dari luar negeri. Pemerintah juga akan memperketat protokol perjalan domestik pada musim liburan Hari Natal-Tahu Baru.
Well, ini artinya prospek kebangkitan ekonomi Ibu Pertiwi bisa tertahan. Ketidakpastian ini membuat investor (terutama asing) ragu dan keluar dari pasar keuangan Indonesia. Tidak heran rupiah pun 'goyah'.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)