Dihantui Tiga Gagak Hitam, IHSG Angker Bak Kuburan di Sesi 2
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 0,68% dan keluar dari level psikologis 6.600. IHSG mengakhiri sesi I di zona merah dan ditutup di level 6.581,36.
Pembalikan arah IHSG menyusul kabar tak sedap masuknya varian Omicron ke Tanah Air sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) dalam konferensi persnya.
Dalam kesempatan itu, BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan Kemenkes sudah mendeteksi virus corona varian omicron di tanah air.
"Kemenkes tadi malam mendeteksi ada seorang pasien N terkonfirmasi omicron pada tanggal 15 Desember," ujarnya.
Menurut BGS, data-data itu juga sudah dikonfirmasikan ke GISAID. Kemudian GIASID juga sudah mengonfirmasi data sequencing benar adalah omicron.
Varian Covid-19 Omicron diyakini berkembang 70 kali lebih cepat dari versi asli corona dan varian Delta dalam 24 jam.
Varian Omicron terdeteksi akhir November di Afrika Selatan (Afsel). WHO memasukkannya ke dalam "varian of concern", yang perlu diwaspadai bersama Delta.
Sudah lebih dari 72 negara terinfeksi. Meski bergejala ringan, Inggris melaporkan kematian pertama Omicron awal pekan ini.
Koreksi yang tajam pada IHSG juga diikuti dengan aksi jual asing senilai Rp 265 miliar di pasar reguler. Sebanyak 149 saham menguat dan di antaranya adalah emiten sektor kesehatan seperti farmasi dan RS.
Sedangkan 372 saham babak belur di sesi pertama. Kini pasar tengah menanti Bank Indonesia (BI) untuk mengumumkan suku bunga acuan.
Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan bakal ditahan di 3,5%. Semua sepakat tanpa ada dissenting opinion terkait arah suku bunga acuan tersebut.
Setelah ambles di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan maka saat ini IHSG sedang berada di level supportnya. Indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.637 dan selanjutnya di level 6.691 untuk membentuk tren bullish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 37,25 yang mengindikasikan bergerak di zona netral tetapi cenderung bergerak turun.
Pola Candlestick sudah membukukan pola tiga gagak hitam yang ditunjukkan dengan tiga candle hitam berbadan penuh beruntun yang menandakan koreksi lanjutan sangat terbuka. Secara umum peluang indeks untuk lanjut terkoreksi cukup besar.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)