Omicron Masuk RI, Rupiah Balik Melemah Lawan Dolar Singapura

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 December 2021 13:55
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) Kamis (16/12) dini hari tadi sesuai dengan prediksi pelaku pasar. Tidak ada gejolak di pasar finansial global, justru sentimen pelaku pasar membaik yang membuat rupiah perkasa.

Melawan dolar Singapura, rupiah sempat menguat 0,26% pagi tadi. Tetapi seketika rupiah berbalik arah setelah virus corona varian omicron dilaporkan masuk ke Indonesia. Pada pukul 13:53 WIB, rupiah berbalik melemah 0,08% ke Rp 10.503,4/SG$ di pasar spot.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers perihal perkembangan pandemi Covid-19 secara virtual, Kamis (16/12/2021).

Dalam kesempatan itu, BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan Kemenkes sudah mendeteksi virus corona varian omicron di tanah air.

"Kemenkes tadi malam mendeteksi ada seorang pasien N terkonfirmasi omicron pada tanggal 15 Desember," ujarnya.

Menurut BGS, data-data itu juga sudah dikonfirmasikan ke GISAID. Kemudian GIASID juga sudah mengonfirmasi data sequencing benar adalah omicron.

Omicon merupakan varian virus corona yang paling mudah menular dibandingkan varian lainnya. Meski dikatakan hanya menimbulkan gejala ringan, tetapi jika penyebarannya semakin meluas dikhawatirkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan kembali diperketat, dan membuat perekonomian kembali melambat.

Sementara itu dalam pengumuman dini hari tadi, kebijakan yang diambil Ketua The Fed, Jerome Powell, beserta kolega semuanya sesuai prediksi pelaku pasar global. Tidak ada kejutan, The Fed memang secara agresif mempercepat normalisasi kebijakan moneternya, tetapi semuanya sudah ditakar.

Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) diperbesar menjadi US$ 30 miliar setiap bulannya dari saat ini US$ 15 miliar. QE The Fed saat ini nilainya US$ 90 miliar sehingga mulai bulan Januari QE The Fed nilainya sebesar US$ 60 miliar, dan terus dikurangi setiap bulannya, hingga berakhir di bulan Maret.

Kemudian untuk suku bunga, dilihat dari Dot Plot anggota Federal Open Market Committee (FOMC), akan ada tiga kali kenaikan suku bunga di tahun depan.

Pelaku pasar kini menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan MH Thamrin tetap mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Dari 10 institusi yang terlibat, semuanya sepakat bulat. Tetapi pelaku pasar akan menanti bagaimana respon BI terhadap kebijakan The Fed yang berpeluang menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun depan. 

Hal tersebut juga akan mempengaruhi pergerakan rupiah melawan dolar Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular